Rabu, 28 September 2011

Majelis Ilmu yg Mulia (inshaAllah) | Menangis Karena Takut Kepada Allah

Menangis adalah fitrah manusia. Tidak seorang pun kebal terhadap tangisan. Menangis bias disebabkan oleh apa saja, kebahagiaan atau kesedihan, haru ataupun sakit.

Banyak sebab yang membuat seseorang dapat menangs. Namun seberapa banyak tangisan itu bisa menyelamatkan seseorang di hari dimana harta dan anak-anak tidak dapat menolong seseorang, kecuali yang datang dengan hati yang jernih?

Kita mungkin terlalu mudah untuk menumpahkan air mata. Ketika menonton adegan drama, membaca kisah-kisah fiktif yang mengundang haru, ketika ditimpa musibah, kehilangan orang yang kita cintai, dan sebagainya. Tapi mungkin sangat sedikit diantara kita yang menghisab dirinya sendiri lalu menangisi kesalahan-kesalahannya.

Lebih sedikit lagi diantara kita yang menangis ketika dibacakan ayat-ayat ancaman, dimana keberadaan kita kelak di hari kiamat. Padahal tangisan yang seperti itu, dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka, sebgaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga susu itu dapat kembali ke tempat asalnya.” (diriwayatkan dari Abu Hurairah rahdiallahu anhu, oleh At-Tirmidzin (hasan shahih), an-Nasa’i dan al-Hakim (shahih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.

Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).

Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).

Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.

al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”

Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.

Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”

Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!

Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.
Suka
Be the first to like this post.

Kamis, 15 September 2011

Selamat Hari Malaysia

Pelbagai yang sudah diperkatakan tentang sambutan Hari Malaysia setiap 16 September berbanding Hari Kebangsaan atau ulangtahun kemerdekaan pada 31 Ogos.

Ternyata selama ini, penghargaan umum terhadap peristiwa penubuhan Malaysia pada 16 September 1963 di mana Sabah dan Sarawak diberi kemerdekaan dari penjajah British melalui penggabungan dengan Malaya, agak hambar.

Di kalangan rakyat Malaysia di Semenanjung mahupun di Sabah dan Sarawak, Hari Malaysia kurang mendapat perhatian sebagai suatu temasya atau sambutan yang diraikan oleh masyarakat umum.

Hanya semenjak beberapa tahun kebelakangan ini, barulah nampak wujud kesedaran tentang peri penting sebenarnya tarikh 16 September ini terutamanya di kalangan rakyat di Semenanjung.

Atas pemahaman tersebut, tahun ini menuntut kita lebih menghayati signifikan sebenar Hari Malaysia dalam sejarah mahupun konteks kontemporari. Dari satu sudut, penubuhan Malaysia telah menamatkan pembabitan empayar British di Asia Tenggara.

Dalam erti kata lain, campurtangan terus kuasa asing British sejak kurun ke-18 di rantau ini seakan-akan dilenyapkan sekelip mata.

Jika direnung sejenak, perkara itu sahaja sudah cukup mengingatkan kita semua betapa bersejarahnya 16 September 1963.

Memang diakui, jika dikaji, tujuan penggabungan Sabah, Sarawak dan Malaya untuk menubuhkan negara merdeka Malaysia ada berkait dengan isu keselamatan serantau pada waktu itu, dengan ancaman komunis pada tahap yang tinggi.

Kepimpinan Malaya pada ketika itu, diketuai Almarhum Tunku Abdul Rahman Putra al-Haj menggunakan kebijaksanaan mereka untuk memastikan kelangsungan negara yang baru bertatih.

Dan penghargaan patut diberikan kepada kepimpinan negara kerana pada dasarnya, Malaysia merupakan satu eskperimen yang berani kerana menyatukan tiga entiti berbeza dari segi sejarah, komposisi etnik mahupun pembangunan ekonomi.

Maka, pada hari ini bilamana kita menyebut tentang perlunya saling menerima dan menghormati perbezaan antara kita, wajarlah kita menyedari bahawa pada asas penubuhan itu sendiri, Malaysia sudah pun berteraskan prinsip kepelbagaian.

Berpaksi kepada prinsip kepelbagaian itu, Hari Malaysia patut mengingatkan kita peri pentingnya membina satu identiti nasional yang menerima perbezaan etnik, agama, warisan – tetapi semuanya berpegang kepada satu masa hadapan yang dikongsi bersama.

Namun, identiti dan pemahaman nasional ini juga perlu merangkumi aspirasi dan kepentingan rakyat Malaysia di Sabah dan Sarawak, yang mungkin selama ini berasaterpinggir dari persada ekonomi, pembangunan mahupun politik arus perdana.

Oleh itu, semangat Malaysia juga perlu serasi dengan realiti negara kita. Kita perlu memastikan bahawa misalnya, persoalan politik Malaysia bukan semata-mata berkisar kepentingan Melayu, Cina dan India; manakala agenda pembangunan ekonomi bandarnya bukan sekadar tertumpu di Kuala Lumpur, Ipoh dan Johor Bahru.

Usaha ini menuntut anjakan ideologi dan pendekatan dari kedua-dua warga Semenanjung mahupun Sabah dan Sarawak.

Rakyat Malaysia di Semenanjung dan Kerajaan Persekutuan perlu melihat rakyat di Sabah dan Sarawak sebagai saudara se-warga di samping menyemai kesedaran dan mengakui bahawa tuntutan dan keperluan pembangunan sosio-ekonomi di sana lebih tinggi dan harus diutamakan oleh negara.

Dalam pada itu, saya harap rakyat Malaysia di Sabah dan Sarawak juga memberi sumbangan kepada penambahbaikan negara kita secara keseluruhannya. Saya yakin rakyat Malaysia di Sabah dan Sarawak akan kekal memberi kesetiaan yang tidak berbelah bahagi, supaya kita sama-sama dapat maju ke hadapan sebagai satu negara-bangsa yang teguh berpadu.

Menjiwai tarikh 16 September ini tidak sama sekali bererti kepentingan Hari Kebangsaan 31 Ogos akan tersusut.

Bagi kami, kedua-dua persitiwa ini berbeza tetapi mempunyai signifikannya yang tersendiri.

Maka, saya menyeru supaya sambutan Hari Malaysia pada masa hadapan akan lebih besar bagi mencerminkan kesedaran ini. Jika perlu, cuti kebangsaan harus diperkenalkan demi mencapai objektif tersebut.

Selamat Hari Malaysia.

Senin, 12 September 2011

Ini Dia 9 Teori Konspirasi Terkait Runtuhnya WTC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Serangan teror Alqaidah ke menara kembar WTC di Manhattan AS memicu banyak teori konspirasi. Berikut 9 konspirasi yang ditimbulkan oleh serangan dahsyat yang menewaskan sekitar 3.000 orang tersebut.

1. AS Sudah Mengetahui Akan Diserang
Presiden AS saat itu, George W Bush mengatakan bahwa tidak ada seseorang pun di pemerintahannya yang membayangkan negara superpower itu bakal diserang lewat pesawat yang menubruk gedung pencakar langit. Namun beberapa pekan sebelumnya, ketika Bush dan sejumlah pemimpin G8 di Genoa, Italia, sudah memperhitungkan skenario tersebut. Mereka menempatkan misil antipesawat di dekat tempat pertemuan. Sebelumnya, Italia mendapat ancaman akan diserang lewat pesawat.

2. WTC Runtuh Karena Bahan Peledak

Sejumlah fisikawan maupun penggemar teori konspirasi dan pakar teknik sipil percaya gedung WTC diledakkan dari dalam. Bukan karena semata ditubruk pesawat. Ini berasal dari teknik bangunan WTC yang tertanam kokoh tapi hancur hingga ke dasar. Menurut mereka, ada sejumlah besar bahan peledak disimpan di WTC di tempat-tempat strategis.

3. Pialang Saham Berperan
Sebelum 9/11 memang ada aksi pasar saham yang memberi dampak cukup luas. Misal: saham United Airlines dan American Airlines yang pesawatnya dibajak, saham mereka dilepas cukup besar sebelum 9/11. Sementara perusahaan keamanan, di sisi lain yang bakal meraup untung pascaserangan WTC, juga mengalami kebanjiran order saham. Saham Morgan Stanley, yang berkantor di WTC juga mengalami aksi jual besar-besaran.

4. Pesawat Sebenarnya Bisa Ditembak
NORAD (Komando Pertahanan Amerika Utara) seharusnya mampu menembak pesawat-pesawat yang dibajak atau mampu menghalau pesawat itu mendekati targetnya. Namun NORAD tidak melakukan hal ini dan mereka terlambat mengetahui ada pembajakan pesawat.

5. Pesawat di Pentagon
Teori lainnya mengatakan Pentagon tidak diserang oleh pesawat American Airlines Flight 77. Argumentasinya, Petagon adalah gedung paling aman di dunia, memiliki ribuan kamera pengintai. Tapi tidak ada satupun kamera yang menangkap pesawat bakal menghantam Pentagon. Teori konspirasi menghubungkan serangan Pentagon dengan adanya oknum AS yang menembakkan misil ke markas Dephan itu.


6. Kotak Hitam
Setiap pesawat memiliki dua kotak hitam yang menyimpan informasi penerbangan. Anehnya, tidak ada satupun kotak hitam dari dua pesawat yang menghantam gedung WTC. Namun belakangan, para pekerja yang membersihkan sisa sisa WTC mengatakan mereka menolong agen federal mengambil tiga dari empat kotak hitam di sana. Dan kotak hitam di Pentagon pun diklaim sudah sangat rusak untuk dibaca. Kotak hitam yang bisa dibaca umum hanyalah dari United 93 yang jatuh di Pennsylvania.

7. Aksi CIA dan Mossad
Mantan presiden Italia ikut memberi teori konspirasi. Menurut dia, ada informasi dari kaum kiri Italia yang menyatakan CIA dan Mossad ada di belakang serangan WTC. Sehingga mereka menjadikan Islam dan Muslim sebagai kambing hitam. Bahkan lembaga intelejen Pakistan Inter-Service Intelligence mengklaim tahu ada rencana tersebut.

8. Bukan Pesawat, Tapi Misil
Dengan asumsi badan pesawat terbuat dari alumnium yang kekuatannya rendah untuk meruntuhkan WTC, maka ada sejumlah pihak yang menilai jangan-jangan bukan pesawat yang menabrak WTC tapi sebuah misil dengan efek hologram menyerupai pesawat. Teori ini didukung dari analisis frame per frame siaran tabrakan itu yang menunjukkan bentuk pesawat lebih menyerupai selongsong cerutu yang lonjong


9. Demi Minyak 
Menghancurkan WTC akan membuka jalan bagi negara-negara barat untuk menguasai aset-aset minyak di Timur Tengah. Penggemar teori konspirasi yakin para perusahaan minyak raksasa memiliki sumber daya untuk membuat serangan tersebut.

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...