Senin, 26 November 2012

Barat Paling Diuntungkan Stigma Wahabi


"Apa logikanya, membenarkan gerakan trans-nasional non-Islam (Barat) leluasa merangsek ke masyarakat kita, sementara gerakan-gerakan trans-nasional yang Islam malah tidak boleh?"

Dr. Anis Malik Thoha: "Barat Paling Diuntungkan Stigma Wahabi"
(Khatib 'Aam Syuriah NU Cabang Istimewa Malaysia)


Hidayatullah.com--SEJAK peristiwa bom Kuningan Juli 2009, istilah Wahabi dan trans-nasional tiba tiba dibicarakan banyak orang. Berbagai stasiun televisi nasional dan media massa sibuk mengutip ucapan beberapa tokoh tentang hubungan teror bom dengan Wahabi.

Entah sengaja atau tidak, yang jelas dengan bantuan media (khususnya TV) istilah Wahabi tiba-tiba muncul menjadi stigma baru untuk meneror banyak organisasi Islam. Boleh jadi, penyebar stigma ini berharap kaum Muslim Indonesia terpecah belah.

Apa dan mengapa stigma Wahabi ini dimunculkan? Dan siapa yang untung dengan kasus ini? Kali ini, Hidayatullah mewawancarai DR Anis Malik Thoha, Khatib 'Aam Syuriah NU Cabang Istimewa Malaysia.

Pria yang masih punya ikatan kekerabatan dengan KH Sahal Mahfudz, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyelesaikan S1 di Universitas Islam Madinah. Lalu melanjutkan

Jumat, 19 Oktober 2012

IDM CC Firefox Add-on for Firefox 11 and 12


Firefox 11 beta kini dirilis dan Firefox 10 kini telah diakui sebagai versi stabil. Banyak pengguna Internet Download Manager merasa sangat sulit untuk menggunakan Mozilla karena IDM Firefox add-on yang tidak kompatibel dengan Firefox terbaru.

Nah... ikuti saja langkah di bawah ini  agar IDM anda bisa kembali bekerjasama dengan Mozilla Firefox.

Download IDM CC untuk Firefox 11 dan 12 add-on disini!

Bagaimana cara install IDM Firefox add-on (IDM CC) untuk Firefox 11 and 12

Rabu, 05 September 2012

Wawancara singkat bersama Anak Kecil Buta yg Hafal Al-Qur'an


 Cuplikan wawancara yang menggetarkan hati dan membikin air mata menangis karena malu terhadap diri kita sendiri yang tidak bisa memanfaatkan nikmat Allah yang besar yaitu nikmat penglihatan.
Bayangkan, anak sekecil ini mampu menghafal Al-Qur'an sementara dia tidak bisa melihat dengan normal.

Anak ini berusaha keras untuk mendapatkan penjelasan tentang sebuah ayat Al-Qur'an saja, namun ternyata perjalanannya membutuhkan waktu selama 3 hari untuk mendatangi Syaikhnya ...
Bahkan dia rela untuk mengorbankan waktu bermainnya bersama
anak-anak.

Di dalam shalatnya anak ini justru TIDAK BERDOA agar penglihatannya menjadi normal kembali, hal ini karena ia berharap surga dan agar diringankan adzab baginya kelak di hari Kiamat.
Hal inilah yang menjadikan orang-orang di sektarnya menangis mendengarnya ...

Anak ini membayangkan bagaimana jika kelak ia berdiri di hadapan Allah dalam keadaan takut lalu ditanya: Apa yang engkau lakukan dengan Al-Qur'an?" Dia pun berharap agar diringankan adzab dan dimasukkan ke dalam rahmat-Nya.

Sehingga terlintas di benak sang penanya: "Saya menjadi teringat dengan kebanyakan kaum Muslimin (yang normal penglihatannnya), sementara mereka justru malas untuk menghafal Al-Qur'an. Ya Allah, bagaimana pertanggungjawaban mereka terhadap Al-Qur'an kelak di hadapan Allah?

Anak ini bersyukur kepada Allah berupa Al-Qur'an yang dihafalnya, bahkan ia tidak merasa takut untuk pergi sendirian kemana saja yg ia inginkan tanpa ditemani oleh seorang pun, namun ayahnya merasa khawatir terhadapnya.

Dahulu ketika masih kecil, ia merasa jengkel dengan keadaannya yang buta ini namun sekarang ia merasa ridho dengan takdir yang Allah tentukan baginya serta berharap agar mewarisi Surga Firdaus kelak ...

Ada sebuah untaian kalimat Ibnul Qayyim yang membekas dalam hati anak ini:

ِمَا أَغْلَقَ اللهُ عَلَى عَبْدٍ بَاباً بِحِكْمَتِهِ ،، إِلاَّ فَتَحَ لَهُ بَابَيْنِ بِرَحْمَتِه

Tidaklah Allah menutup satu pintu bagi seorang hamba karena hikmah-Nya melainkan Allah akan membukakan baginya dua pintu dengan rahmat-Nya ...

Semoga berkat kesabaran anak ini kelak Allah akan mengganti kedua matanya yang buta ini dengan surga

إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَةَ

Allah ta’ala berfirman, “Apabila aku menguji salah seorang hamba-Ku dengan kebutaan pada kedua matanya kemudian ia sabar, maka Aku akan menggantikannya dengan surga.” (HR. Al-Bukhari)
 


Jumat, 20 Juli 2012

Menghalangi Datang Haidh dengan Obat-Obatan Ketika Ramadhan

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.

Kita telah mengetahui bersama bahwa puasa adalah amalan mulia. Ganjaran di balik amalan tersebut pun bisa jadi tak terhingga. Oleh karena itu, setiap orang yang beriman dengan benar pasti tidak ingin luput dari amalan yang mulia ini. Termasuk pula para wanita muslimah, mereka pun sangat ingin sekali menunaikan puasa sebulan penuh, tanpa luput sehari pun juga. Padahal selama belum monopause, si wanita sesuai ketentuan Allah, biasanya mengalami haidh setiap bulannya.

Di bulan Ramadhan pun ia akan mendapati masa haidh tersebut. Sehingga ia mesti mengqodho’nya di luar Ramadhan. Yang jadi permasalahan, apabila si wanita menggunakan obat-obatan untuk menghalangi datangnya haidh agar ia dapat berpuasa secara sempurna. Atau sebagian wanita juga punya keinginan untuk bisa menikmati lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga ia pun menggunakan obat-obatan tersebut untuk menghalangi datang bulan.

Apakah menggunakan obat-obatan semacam itu dibolehkan? Inilah pembahasan yang akan

Kamis, 19 Juli 2012

Barakah dalam Makanan Sahur

Pembaca sekalian, makan sahur merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan bagi orang yang akan berpuasa. Tidak hanya dalam puasa Ramadhan yang wajib saja, melainkan juga dalam puasa sunnah. Keutamaan yang luar biasa dari makan sahur dapat kita cermati dalam pembahasan berikut ini.


Perlu diketahui sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan sahuur (السَحُور), secara bahasa Arab berarti makanan yang disantap sebelum berpuasa. Adapun suhuur (سُحُور), adalah perbuatan menyantap makanan sahur. Penyebutan dan penggunaan kedua istilah ini kerap terbalik dalam bahasa Indonesia.

Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan tentang

Menyikapi Perbedaan dalam Menentukan Awal dan Akhir Ramadhan

Oleh: Ahmad Hanafi

DALAM syari’at Islam, kolektifitas (keberjamaahan) dalam pelaksanaan sebagian ibadahnya mempunyai kedudukan yang sangat urgen dan strategis. Hal ini berangkat dari sebuah mainstream bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi prinsip wahdah al-ummah (persatuan ummat) sebagai salah satu risalah (visi) penting dalam kedudukannya sebagai rahmatan lil’alamin.

Maka salah satu sarana untuk mewujudkan visi tersebut disyariatkanlah beberapa jenis ibadah Jama’iyyah yang selain fungsi utamanya adalah pembuktian penghambaan seorang hamba kepada Allah Azza Wa Jalla, di lain sisi ia juga memuat nilai-nilai keberjamaahan yang sangat kental.

Dari sisi jumlah individu pelaksana sebuah ibadah yang disyari’atkan, maka ibadah tersebut dibagi menjadi dua bagian besar;

Pertama: Ibadah Fardiyah (individual). yaitu ibadah yang disyariatkan untuk dilakukan secara individual (perseorangan) tanpa melibatkan orang lain (jama’ah), contohnya: Amalan hati berupa niat, keikhlasan, rasa takut kepada Allah, begitu juga sebagian amalan anggota badan seperti membaca al-Quran, melaksanakan thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shofa dan Marwa dan juga seperti sholat sunnah rawatib dan yang lainnya.

Kedua: Ibadah Jama’iyyah (Kolektif). Yaitu ibadah yang disyariatkan untuk dilaksanakan oleh kaum muslimin secara berjama’ah dan bersama-sama, seperti: Sholat Jum’at, sholat dua hari raya, Wukuf di Arafah bagi Jama’ah haji, Jihad fi sabilillah dan yang lainnya.

Dalam aplikasinya ibadah jama’iyyah mempunyai beberapa

Doa Berbuka Puasa


 

Kalo dah baca jangan lupa bagi jempolnya ya... ^_^


Rabu, 27 Juni 2012

Inilah cara memperbaiki semua jenis file yang rusak

File Repair adalah freeware ampuh yang bisa digunakan untuk memperbaiki file-file yang corrupt. Program ini akan melakukan scan pada bagian file yang rusak dan mengekstraknya pada wilayah yang paling mungkin, dan menyusunnya kembali menjadi file yang bisa digunakan. Kalau Anda memiliki file yang rusak atau corrupt, maka inilah cara memperbaiki semua jenis file yang rusak.


File Repair dapat memperbaiki file yang rusak karena virus, kesalahan aplikasi, system crash, network yang errors, dan sebagainya. Jenis file yang bisa diperbaikinya juga banyak, contohnya ini:
  • Word documents (.doc, .docx, .docm, .rtf)
  • Excel spreadsheets (.xls, .xla, .xlsx)
  • Zip or RAR archives (.zip, .rar)
  • videos (.avi, .mp4, .mov, .flv, .wmv, .asf, .mpg)
  • JPEG, GIF, TIFF, BMP, PNG or RAW images (.jpg, .jpeg, .gif, .tiff, .bmp, .png)
  • PDF documents (.pdf)
  • Access databases (.mdb, .mde, .accdb, .accde)
  • PowerPoint presentations (.ppt, .pps, .pptx)
  • music (.mp3, .wav)
Sedangkan contoh kerusakan yang bisa diperbaiki adalah:
  • file yang tidak dikenal (not in a recognizable format)
  • file tidak bisa dibaca
  • file tidak bisa diakses
  • aplikasi tidak bisa membuka tipe file tertentu berdasar namanya
  • out of memory errors, atau low system resources errors
Asiknya, program ini gratis! Menurut saya ini adalah a must have software. Jadi langsung saja download di sini.
 
Catatan : Melalui uji coba yang di lakukan, ada file yang berhasil di repair dan ada juga file yang tidak dapat di repair. Harap maklum.

Kamis, 05 April 2012

Di bawah bayangan cinta dakwah


Buat mereka yang bergelar uswatun hasanah...

Saat pertama kali perkenalan
bukan suatu yang mudah
bagi seorang murabbi yang kurang bicaranya ini....
tapi sekadar kaya dengan senyuman

Berhadapan dgn mereka menimbulkan satu rasa di hati...
perasaan pelik yang tiada kata
namun itulah hakikat jiwa murabbi
awal perjalanan
tugas terlaksana atas dasar tangungjawab...

Namun...
itu masih belum cukup manis
untuk merasai manisnya
menggalas amanah seorang murabbi...

Dan hari demi hari..
formula itu dicari
agar hati betul-betul bisa ikhlas
untuk mendidik
untuk membina
demi satu amanah!!

Dan akhirnya

dakwah adalah cinta


DAKWAH itu cinta dan tidak ada dakwah tanpa cinta. Dakwah bukanlah suatu yang boleh dilakonkan tetapi ia : Lahir dari perasaan yang membentuk kesedaran,  dipandu oleh kefahaman.

Dakwah itu adalah nafas kehidupan manakala Tarbiyah pula adalah sendi perjuangannya.

Dakwah adalah cinta dan memang seperti itulah hakikat dakwah.

Cinta akan meminta semuanya dari diri kita bermula dari fikiran kita, perhatian kita, berjalan kita, duduk kita, tidur kita.

Bahkan di tengah-tengah kelelapan kita dalam tidur, isi mimpi kita pun tentang dakwah dan tentang umat yang kita cintai.

Memang seperti itulah hakikat dakwah. Ia menyedut saripati tenaga kita, sampai ke tulang belulang kita, sampai ke daging terakhir yang menempel di tubuh kita.

Tubuh yang sudah tidak berdaya dan mulai lemah diseret-seretnya serta dipaksa berlari.

Seperti itulah pula

Sabtu, 31 Maret 2012

Nombor plat kenderaan Malaysia

...sejak tinggal di Kuala Lumpur dan aku mempunyai motorcycle, rasa penasaranku muncul setiap melihat huruf pada nombor plat kenderaan yang berada di depanku,bermacam-macam huruf pada kenderaan yang ada di Kuala Lumpur ni, sehingga menbuatku bertanya-tanya dari negeri manakah asal kenderaan ini.

yah...tidak jauh berbeda seperti di Indonesia juga yang mempunya kode huruf tersendiri untuk tiap-tiap daerah.


so.. pada entri kali ini kami akan share tentang huruf/nombor plat kenderaan yang ada di Malaysia ini

Plat lesen kenderaan di Malaysia bermula dengan huruf tertentu mengikut negeri/fungsi.
A = Negeri Perak
B = Selangor
C = Pahang
D = Kelantan
E = Sabah - Sebelum tahun 1980-an
        EJ: Jesselton (Sekarang Kota Kinabalu sejak 1968)
        ES: Sandakan
        ET: Tawau
        ED: Lahad Datu
        EU: Keningau
        EK: Kudat
        EL: Labuan

Jumat, 23 Maret 2012

Zawjati by Ahmed Bokhater



أُحِبُّـكِ مثلما أنـتِ أُحِبـُّكِ كيـفما كُنــْتِ


ومهما كانَ مهمــــا صارَ أنتِ حبــــــــيـبتي أنتِ

حَلالـــــــــي أَنتِ لا أَخْشى عَذولاً هَمّـُــــــــــــــــــه مَقْتِي


لقدْ أَذِنَ الزمــــــــــــــــــــــانُ لنا بِوَصْلٍ غَــــــــــــــــــيْرِ منْبَتِّ

سَقَيْـــتِ الحُــــــــــــــــــبَّ في قلبـي بِحُســـــــــــــــــْن الفعلِ والسَّمْتِ

يغيبُ السَّعـــــــــــــــــــْدُ إن غِبْتِ ويَصْـــــــــــــــــــــــــفو العَيْشُ إِنْ جِئْتِ

نهاري كــــــــــــــــــــــــادِحٌ حتى إذا ما عُـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــدْتُ للبـيتِ

Rabu, 14 Maret 2012

HAJI WAJIB DILAKSANAKAN SEGERA

Illustrasi Pin Ibadah Haji
Oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Pertanyaan.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Kapan haji di wajibkan ? Dan apakah dalil wajibnya haji menunjukkan harus segera dilaksanakan, ataukah boleh ditunda .?

Jawaban.
Menurut riwayat yang shahih, haji diwajiban pada tahun 9H, Yaitu, pada saat banyaknya delegasi yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang pada saat itu diturunkan surat Ali-Imran yang di dalamnya termaktub firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Mengerjakan haji adalah kewajiban menusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah" [Ali-Imran : 97]

Ayat ini sebagai dalil

Minggu, 04 Maret 2012

Kisah Nyata - Penyesalan...

Dari Fahmi di Jawa Timur

Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Pendengar Nurani yang budiman

Penyesalan memang selalu datang terlambat pada kehidupan kita, dan penyesalan terkadang hanya memberi duka yang mendalam pada kita, disaat mengenang kembali sejarah silam yang menjadi penyebab penyesalan itu muncul..., demikan yang aku alami saat ini. Duka yang teramat mendalam itu kini masih mendera dalam lubuk hatiku yang paling dalam, saat menyadari bahwa saat ini aku tengah kembali menyendiri, setelah setahun silam orang yang sangat mengasihi aku, orang yang sangat peduli padaku telah dipanggil oleh Allah.

Pendengar Nurani yang budiman

Aku adalah seorang lelaki yang telah membina mahligai rumah tangga bersama seorang wanita sholehah sejak tahun 2004 silam, kuakui, memang pernikahan itu terjadi karena perjodohan yang diinginkan oleh Orang tua kami masing-masing, sebab orang tuaku dan orang tua Maryam (Nama istriku,-samaran) adalah memiliki ikatan keluarga, meskipun ikatan itu tidak terlalu dekat, akan tetapi masa kecil mereka hingga dewasa dan menikahnya hampir selalu bersama (Ayahku dan ayahnya maryam berteman sejak kecil) sehingga kesepakatan untuk menjodohkan kami selaku anak-anaknya tak bisa dielakkan lagi.

Jujur aku sendiri awalnya tidak begitu respek dengan perjodohan itu, dan ketidak respekan itu bukan tanpa alasan, betapa tidak, pertama usiaku dan maryam terpaut 4 tahun, saat menikah saat itu usia maryam memasuki 28 tahun sementara aku masih berusia 24 tahun. Yang kedua Maryam memiliki latar belakang pemahaman agama yang sangat kuat, sementara aku mengenal islam hanya dari kulitnya saja (Islam KTP).

Maka dari perbedaan itulah

Kisah Nyata - Istriku sayang.., maafkan aku..!!

Dari Fajri di Kal-Tim

Assalamu ‘alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Pendengar Nurani yang budiman Namaku Fajri, aku adalah seorang suami yang telah menorehkan sejarah pahit pada keluarga, sehingga sampai detik ini perasaan masih terus dihinggapi rasa bersalah… Rasa sedih yang teramat dalam. Kisah ini aku harap bias menjadi nasehat buat para suami-suami agar kelak tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah aku lakukan dulu.

Pendengar Nurani Yang budiman

Aku menikahi seorang wanita diusiaku memasuki 26 tahun tepatnya tahun 2009 kemarin, gadis itu bernama “Rini” . Aku bukan terlahir dari organisasi islam manapun, tetapi istriku punya latar belakang keislaman yang cukup kuat, sebelum menikah denganku, beliau adalah seorang aktifis muslimah yang sangat aktif disebuah organisasi islam didaerah kami, sementara dari latar belakang pekerjaan, aku bekerja disebuah perusahaan swasta didaerahku sementara istriku sebelumnya adalah Honorer disebuah Sekolah Dasar didaerahku pula.

Alhamdulillah jodoh telah

Selasa, 28 Februari 2012

Woukouf, Pengobatan Unik dari Irian Jaya

Seorang lelaki muda, sebut saja namanya Bembi. Telah tujuh tahun ini, ia telah berhasil lepas dari jeratan narkoba. Namun meski sudah tidak lagi menggunakan barang haram itu, Bembi merasakan efek negatif pada tubuhnya. Ia merasa sangat sulit, bahkan tidak bisa tidur. Berbagai pengobatan telah ia coba, hanya untuk bisa tidur. Tetapi hasilnya selalu nihil.

Beberapa waktu lalu, berdasarkan informasi dari kerabatnya, Bembi datang ke sebuah klinik di daerah Bekasi Timur, Jawa Barat. Namanya Rumah Sehat Nuu Waar (RSNW). Klinik yang menyewa rumah seluas 90 meter persegi ini menawarkan pengobatan bernama Woukouf. Awalnya ia mengaku ragu menjalani pengobatan tersebut. Sang terapis, Fadzlan mengatakan, “Kami memang tidak kuasa untuk menyembuhkan, hanya Allah saja. Terserah kepada Anda.”

Akhirnya Bembi siap mencoba. Tim terapis lalu bergerak menangani Bembi. Di klinik ini, woukouf penanganan terakhir, sebelumnya pasien akan di bekam dan akupuntur (tusuk jarum). Ternyata benar, Bembi mengaku setelah usai woukouf, ia merasakan mengantuk yang luar biasa. Tubuhnya lebih rileks, dan tidak berapa lama Bembi tidur di klinik itu.

Tidak hanya Bembi

AFKN Dirikan Pesantren Nuu Waar di Bekasi

Untuk meningkatkan upaya pembinaan terhadap santriwan dan santriwati asal Nuu Waar (Irian Jaya), Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dan umat Islam berencana membangun Pesantren Nuu Waar. Lokasi pesantren yang terletak di Desa Taman Sari, Kec Setu, Bekasi, Jawa Barat ini seluas 2 hektar. “Saat ini baru sampai tahap pembelian tanah kepada masyarakat,” ujar Ustadz M Zaaf Fadzlan Garamatan, Ketua Umum AFKN.

Rencananya dalam waktu dekat ini proses pembangunan akan segera dilakukan. “Insya Allah, pembangunan akan segera kita mulai. Umat Islam yang ada di Indonesia dan luar negeri sudah berkomitmen akan membantu pembangunan pesantren ini,” terang Ustadz Fadzlan yang baru saja melakukan safari dakwah ke Qatar. Menurutnya, komitmen tersebut merupakan bentuk kesadaran umat Islam dalam mendukung dakwah Islam di pedalaman Irian Jaya.

Keberadaan pesantren ini,

20 Kepala Suku Asmat Lainnya Siap Bersyahadat

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar… 

Saat kami masih berbahagia dengan kehadiran saudara baru seiman seorang kepala suku dan keluarganya, kabar bahagia kembali kami terima. Malam tadi (21/2), Ustadz Abdul Shomad, dai AFKN Asmat yang sedang di Jakarta untuk mengantar kepala suku yang masuk Islam, mendapat kabar akan ada lagi sekitar 20 orang kepala suku dari kampung berbeda juga bersedia untuk masuk Islam.


Keinginan 20 kepala suku ini muncul setelah menonton berita masuk Islamnya kepala suku di TVRI.


Mereka para kepala suku itu, kata Ustadz Abdul Shomad, bersedia untuk mengikuti jejak Umar Abdullah Kayimter.


Terlebih setelah mendengar

Selasa, 21 Februari 2012

Tembok Ratapan Itu Kini Bernama Facebook

Pernah mendengar tentang sebuah tempat di mana orang-orang menyampaikan keluhan-keluhannya, doa-doanya, harapan-harapannya, hingga semua hal yang ada dipikirannya, ia tumpahkan di tempat itu? Pernah? Simbah tidak sedang membicarakan Masjid, lho? Tempat yang simbah maksud ini adalah sebuah tembok…

Gimana? Sudah tahu?

Ya, tempat itu bernama Tembok Ratapan (Wailing Wall). Tembok Ratapan terletak di Palestina dan kini dicaplok oleh Israel. Terlepas dari kontroversi akar sejarahnya yang diklaim sebagai bagian dari Haikal Sulaiman, ataupun indikasi kuatnya sebagai bagian dari propaganda zionis untuk menguasai al-Aqsa dan legitimasi politik atas pendudukan mereka di Al-Aqsa, saat ini masyarakat internasional mengenalnya sebagai Tembok Ratapan.



Tembok Ratapan adalah

Senin, 20 Februari 2012

Subhanallah, Kepala suku Asmat dan keluarganya masuk Islam

BEKASI (Arrahmah.com) – Alhamdulillah, jumlah kaum muslim di Papua bertambah lagi, hari ini ahad (19/2/2012) Kepala suku Asmat dan keluarganya bersyahadat masuk Islam. Kepala suku Asmat yang bernama Sinansius Kayimpter, beserta istrinya Agnes Atem dan anaknya Ruben Siwir mengikrarkan syahadatnya di Masjid Darussalam, Jati Bening, Bekasi.

Acara yang penuh khidmad ini di dampingi oleh ustadz Fadhlan Garamatan dan Imam Masjid Istiqlal, Ali Hanayiah. Proses ikrar suasananya sangat mengharukan, dengan terbata-bata, Sinansius mengucapkan dua kalimat syahadat. Disusul istrina Agnes dan anaknya, Ruben. Untuk Ruben, ia mengalami kesulitan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lancar. Entah karena terharu, Ruben akhirnya tak kuasa menahan tangis. Ia pun tidak melanjutkan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah syahadat,

Kepala Suku Asmat : Merdeka itu Masuk Islam, Bukan Lepas dari NKRI

Jakarta (SI ONLINE) - “Makna merdeka bagi kami adalah masuk Islam, bukan lepas Dari NKRI”, ujar Kepala Suku Asmat Wamena Umar Abdullah Kayimtel ditengah suasana acara yang diberi tajuk "Ukhuwah Islamiyah dengan Suku Asmat", di Masjid Darussalam, Komplek Perumahan Tamansasri Persada Raya, Jatibening, Jakart, Ahad, (19/2/2012) pukul 08 pagi.

Acara dihadiri sekitar 1000 pengunjung memenuhi ruang utama masjid meski cuaca hujan rintik-rintik. Acara diselenggarakan oleh DKM Masjid Darussalam bekerjasama dengan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) sebuah lembaga dakwah Islam yang aktif berkiprah di Papua pimpinan Ustadz Fadlan Garamatan. Inti acara sebenarnya adalah pensyahadatan Kepala suku Asmat Besar dari kampong Per, Merauke yang membawahi beberapa kampung besar disekitar pantai.

Kepala suku Asmat

Kepala Suku Asmat Masuk Islam (2)

Ustadz Fadzlan Garamatan, dai yang juga sudah malang melintang dakwah di pedalaman Nuu Waar memang tidak hadir saat penjemputan. Beliau sengaja menunggu kedatangan tamu istimewa ini di posko.

Betul saja, setibanya rombongan tamu dan penjemput di posko, Ustadz Fadzlan sudah menanti kehadiran mereka. (Untuk kali ini, jujur nih, saya tidak berada di sana. Sebab, dari bandara saya lansung pulang ke rumah. Tulisan ini saya buat berdasarkan cerita saja. Tapi gak apa-apa ya, semoga tidak mengurangi apa pun).

Tim hadrat pun kembali menyusun iramanya, sambil berbaris bak menyambut sang raja. Betul kan, tamu itu kan raja. Walhasil, perumahan di mana posko AFKN berada menjadi ramai dengan suara-suara yang keluar dari rebana. Kegembiraan menyambut kepala suku ini, seperti kami menyambut saudara lama yang tak pernah berjumpa. Demikian juga dengan Ustadz Fadzlan yang sudah sejak tadi menanti di depan posko yang juga menjadi tempat tinggal beliau dan keluarga.

Ternyata,

Minggu, 19 Februari 2012

Project Seminar Pemuda SIMAQur'an (Sehari Bersama Al-Qur'an)

Desain Sertifikat Peserta Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an


 Desain Brosur Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an

 Desain Baliho indoor Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an

Desain Baliho Outdoor Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an
 
Desain Ticket dan Tag Name Peserta Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an


Kepala Suku Asmat Masuk Islam (1)

Rabu (15/2) menjelang sore, Terminal Kedatangan 1C Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng nampak ramai. Di antara keramaian itu, saya bersama kawan-kawan santri AFKN bersiap-siap untuk menyambut kedatangan tamu. Penyambutan di bandara seperti ini sesungguhnya jarang kami lakukan, kecuali tamu yang datang itu kami anggap istimewa. Terlebih penyambutan sekitar pukul 16.00 WIB itu dilengkapi spanduk dan tim hadrat (tradisi di kalangan umat Islam Nuu Waar). Spanduk bertuliskan “Selamat Datang Kepala Suku Besar Asmat Umar Abdullah Kayimtel” itu kami bentangkan di pagar yang berhadapan dengan pintu keluar terminal yang padat sore itu.

Ya, tamu istimewa yang kami maksud adalah seorang Kepala Suku Asmat bersama istri dan anaknya semata wayang. Nama Umar Abdullah Kayimtel sebenarnya bukan nama asli beliau. Nama asli kepala suku yang tinggal di daerah Asmat, Merauke itu sebenarnya Senansius Kayimtel. Sementara istinya Agnes Atem dan anaknya, Ruben Siwir. Tapi semua nama itu akan diubah setelah “sebuah prosesi yang dahsyat” akan mereka lalui. Agnes Atem akan diganti dengan Aisya Khoirunnisa dan Ruben Siwir akan diganti menjadi Salim Abdullah.

Mereka tidak hanya datang bertiga, tapi juga ditemani oleh seorang yang saya kenal. Saya mengenalnya awal bulan Syawal lalu ketika sama-sama hadir dalam acara Syawal Motivation Training santri-santri AFKN di Bogor, Jawa Barat. Dia mengenalkan dirinya Shomad, ya saya memanggilnya Ustadz Shomad. Ustadz Shomad ini ternyata dai AFKN yang bertugas di Merauke, sebuah daerah terjauh pulau paling timur di Indonesia. Dengan menggunakan pesawat saja, perlu waktu 8 jam menuju kota Merauke. Belum lagi perjalanan ke daerah Asmat yang berada di dataran tinggi. Pria yang menikahi wanita asal Sulawesi Selatan ini telah beberapa tahun menjejakkan debut dakwahnya di Merauke.

Ya dia, Ustadz Shomad. Orang yang saya kenal bada Syawal itu. Hanya saja, saat saya melihatnya sore itu di bandara, penampilannya sedikit berbeda, pasalnya ia dilengkapi atribut khas Asmat. Ustadz Shomad-lah yang menemani Bapak Kepala Suku itu datang ke Jakarta. Untuk apa?


Inilah yang saya maksudkan “sebuah proses yang dahsyat”. Sebuah prosesi yang mungkin akan membuat alam ini bergetar, pohon-pohon merunduk, rumput-rumput bergoyang, dan langit menampakkan tanda berbeda. Ah, ini mungkin gambaran yang terlalu saya dramatisir. Tapi biarlah, toh bukan tidak mungkin. Sebab alam ini yang menciptakan adalah Allah SWT dan mereka tunduk dan taat kepada pencipta-Nya. Maka, saat nama Allah diucapkan, alam pasti bergetar.

Kembali pada prosesi dahsyat tadi. Ya, insya Allah, hari Ahad tanggal 19 Februari 2012 bertempat di Masjid Darussalam, Jati Bening, Pondok Gede, Bapak Kepala Suku Asmat dan keluarganya akan bersaksi untuk kembali pada Islam. Di hadapan para jamaah yang akan hadir, mereka akan mengucapkan Asyhadu Alla Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammad Ar-Rasulullah (Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah). Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…wa lilla hilhamd.

Semoga Allah SWT memudahkan rencana ini. Dan yang lebih terpenting, semoga Allah teguhkan niat Bapak Kepala Suku dan keluarga untuk kembali pada Islam. Hingga bertambahlah lagi saudara saya yang seiman. Ya Rabb, sungguh hidayah-Mu bisa datang kepada saja yang Engkau kehendaki.

Sungguh indah penyambutan sore itu. Bandara kian ramai saat rebana-rebana yang sejak tadi sudah disiapkan rekan-rekan santri mulai ditabuh bersahut-sahutan membuat sebuah irama. Para penabuh rebana itu terus memainkan musiknya hingga kami berada di tempat parkiran mobil yang akan membawa tamu istimewa kami ini menuju rumah sewa yang biasa kami sebut posko di Bekasi. Tamu telah pergi, rekan-rekan santri telah beranjak dengan mobil L300. Saya pun segera beranjak pergi ke parkiran motor, mengambil Supra X 125 yang selalu setia menemani perjalananku.* Ahmad Damanik

Sumber: AFKN Nuu Waar

Sabtu, 18 Februari 2012

Apapun kita, Islam tetap menjadi prioritas (Designed by CorelDRAW 12)


Berbagai perselisihan silih berganti. Perbedaan memang sudah kepastian yang akan terjadi pada umat. Tapi, perbedaan yang mengarah kepada perselisihan yang terjadi sekarang ini sudah melampaui batas sehingga memerlukan perenungan dan penyikapan secara arif, sehingga tidak menimbulkan problem baru bagi umat Islam.

Timbulnya perselisihan bahkan perpecahan di kalangan umat Islam tentu merupakan bentuk penyimpangan dari Al-Qur’an dan Sunnah. Sebab Al-Qur’an mengisyaratkan agar umat Islam selalu menjaga persatuan. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an, di antaranya firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali-Imran: 102-103).


Bukan hanya di dalam Al-Qur’an, bahkan seluruh nabi pun mengajarkan agar kaum yang beriman kepada Allah dan Rasulnya menjaga kesatuan barisan. Allah berfirman :
“Dia Telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. (asy-Syura;13)


Imam Baghawi mengatakan, “Allah telah mengutus para nabi untuk menegakkan agama, menyatukan umat, dan meninggalkan perpecahan serta perselisihan.” (Ma’alim At-Tanzil, Ibnu Jarir Ath-Thabari).

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam melalui sabda-sabdanya juga merintahkan umatnya untuk menyatukan barisan dan melarang dari perpecahan dan perselisihan. Di antara sabda beliau yang memerintahkan persatuan adalah

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ


“Sesungguhnya Allah ridha terhadap kalian pada tiga hal, dan membenci kalian pada tiga hal. Yaitu, engkau menyembah-Nya dan tidak menyekutukannya, engkau berpegang teguh pada tali Allah dan jangan kalian berpecah-belah. Dan membenci ucapan katanya, banyak ucapan, dan menyia-nyiakan harta.” (HR Muslim).

وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالْجِهَادُ وَالْهِجْرَةُ وَالْجَمَاعَةُ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلاَّ أَنْ يَرْجِعَ وَمَنِ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ
“Saya perintahkan kepada kalian dengan lima hal yang Allah memerintahkanku dengannya, yaitu untuk mendengar, taat, jihad, hijrah, dan berjama’ah. Karena orang yang menyelisihi jama’ah sejengkal saja, maka dia telah melepas tali Islam dari punggungnya, kecuali bila ia kembai.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Perbedaan pendapat pun telah terjadi sejak zaman para shahabat. Tapi mereka menghadapi perbedaan pendapat itu dengan hati dan jiwa mereka tetap bersih sehingga tidak sampai menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar pernah mengutip penjelasan Al-Qurtubi, orang yang memperhatikan dan mengkaji perselisihan yang terjadi antara Abu Bakar r.a. dan Ali r.a. dengan adil, maka dia akan mengetahui bahwa mereka saling mengakui keutamaannya masing-masing, dan hati mereka tetap terbangun untuk saling menghormati dan mencintai.

Dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya berkata, saya pernah mencela Hasan r.a. di depan ‘Aisyah r.a., maka dia berkata, “Jangan kamu mencelanya, karena dia telah mendapatkan bau harum dari Rasulullah saw.” (HR Bukhari).

Demikianlah apabila perbedaan pendapat disikapi dengan baik tidak akan menimbulkan perpecahan. Bukan hanya di masa shahabat, perbedaan pendapat yang terjadi pada masa lalu dan disikapi dengan hati yang jernih oleh para ulama’ yang ikhlas pun tidak menimbulkan perpecahan ummat. Imam Nawawi mengomentari hadits berikut, “Dan janganlah kalian berpecah belah,” hadits tersebut merupakan perintah untuk melazimi jama’ah kaum muslimin dan saling lemah lembut antara satu dengan lainnya. Hal ini merupakan salah satu kaedah dalam Islam. (Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi).

Perbedaan pendapat berakhir pada perpecahan apabila hawa nafsu masuk ke dalam hati, dan menonjolkan kepentingan pribadinya. Memang kadang-kadang yang terungkap adalah dalil-dalil, baik Al-Qur’an maupun Sunnah. Persoalannya, dalil bukan menjadi panglimanya, tetapi dalil menjadi pembenar sikapnya. Sekali lagi tujuannya adalah mencapai apa yang dianggapnya maslahat. Sayangnya, kemaslahatan yang hendak dicari tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkannya.

Maksudnya banyak sekali orang yang ingin mencapai suatu maslahat (manfaat) tetapi dengan melaksanakan mafsadah yang dapat menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Padahal, kemanfaatan dalam berjama’ah itu sama sekali tidak sebanding dengan kerusakan yang menyebabkan kepada perpecahan dan perselisihan.

Perjuangan Islam Membutuhkan Persatuan

Persatuan adalah hal yang urgen dalam kehidupan umat Islam. Terlebih lagi ketika umat dalam kondisi berjuang, maka persatuan menjadi lebih penting lagi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perpecahan yang terjadi pada umat Islam, para ulama, dan para syaikhnya, serta para pemimpin dan pembesarnya sangat disukai oleh musuh-musuh Islam. Dan, hal itu bisa terjadi lantaran mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah, ‘Dan di antara orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani,’ ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya. Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat, dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.” (Al-Maidah: 14).

Langkah untuk mewujudkan persatuan

Persatuan bukanlah hasil sebuah permainan sulap, sim salabim lalu terwujud. Untuk mewujudkan persatuan memerlukan perjuangan lahir batin. Banyak hal yang harus disiapkan untuk itu, di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui pentingnya persatuan. Orang yang tidak memahami pentingnya sesuatu tidak akan termotivasi untuk mewujudkannya. Gampangnya, orang yang tak tahu pentingnya uang, dia tak akan berpayah-payah mencari uang. Demikian juga yang tak faham pentingnya persatuan, dia tak akan berusaha menjaga dan mewujudkan persatuan umat.
  2. Menguatkan tali hubungan. Di antara sarana yang dapat membantu terwujudnya penyatuan barisan adalah dengan menguatkan hubungan antara para aktivis dan da’i serta kaum muslimin secara umum. Hal ini bisa dilakukan di sela-sela hubungan pribadi, silaturrahmi, berkumpul, menegakkan syari’at bersama, dan saling membantu dalam pekerjaan ataupun yang lainnya. Hubungan saudara sesama muslim yang disertai dengan rasa cinta akan membuka pintu dialog ketika terjadi perselisihan. Kecintaan tersebut akan menjembatani perselisihan yang terjadi di antara mereka. Berbeda halnya bila mereka tidak pernah berhubungan. Kemungkinan besar akan sulit untuk disatukan.
  3. Menimbang perkataan yang benar. Tidaklah seorang muslim merasa keberatan untuk menyatukan barisan, kecuali di hatinya ada nifaq. Tidaklah seseorang cukup berhujah dengan kebenaran, tapi dia juga harus memperhatikan beberapa hal berikut :
    • Hendaknya kebenarannya benar-benar jelas dan nyata.
    • Hendaknya kebenaran tersebut disertai dengan penjelasan dan ilmu.
    • Hendaknya menjelaskan kebenaran dengan metode yang sesuai.
    • Hendaknya dalam menjelaskan kebenaran dilakukan oleh orang yang pantas.
    • Setelah sempurnanya penjelasan kebenaran, hendaknya tidak terburu-buru menjelaskan hal yang dapat menimbulkan perselisihan.
  4. Adil dalam menghukumi kesalahan. Tidak ada manusia yang bisa terlepas dari kesalahan, kecuali Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam., sekalipun orang tersebut bertakwa, berilmu, dan wara’. Sebagaimana telah diketahui, kesalahan merupakan perkara yang bertingkat-tingkat. Salah dalam perkara yang sudah nyata kebenarannya tidak sama dengan kesalahan pada perkara yang masih samar. Menyelisihi dalil yang sudah jelas-jelas shahih tidak sama dengan menyelisihi dalil yang masih muhtamal atau fatwa para ulama. Karena itulah dalam menyikapinya harus adil dan bijaksana.
  5. Saling menghormati. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, manusia tidak ada yang ma’shum, kecuali Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Akan tetapi, kebanyakan para aktivis tidak menyadari hal ini. Tatkala ada seorang ulama yang berbuat salah, mereka langsung mengkritik dan menjatuhkannya tanpa memperhatikan aturan-aturannya. Hendaknya para ulama dan aktivis saling bermuamalah dengan baik, saling menghormati, baik dengan orang yang lebih tua atau yang lebih kecil.

  6. Jangan sibuk mencari-cari kesalahan manusia. Seorang muslim diperintahkan untuk menjaga lisannya dan menjaga kehormatan kaum mukminin. Maka, hendaknya orang yang sering disibukkan mencari-cari kesalahan orang lain mengintrospeksi diri, boleh jadi hal itu hanya dilatarbelakangi oleh hawa nafsu.

  7. Menjauhi perselisihan. Perselisihan biasanya berawal dari kesalahan, hawa nafsu, dan sifat berlebih-lebihan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rhm. berkata, “Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dijaga, di antaranya orang yang diam sama sekali pada permasalahan ini—apakah orang kafir melihat Tuhan mereka—… Oleh sebab itu, tidak sepantasnya bagi orang berilmu menjadikan permasalahan ini sebagai tameng untuk mengutamakan saudara-saudaranya yang ia sukai dan memojokkan kaum muslimin lainnya yang tidak ia sukai. Karena, yang seperti inilah yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan, hendaknya jangan membawa permasalahan ini kepada kaum muslimin yang masih awam, dikhawatirkan akan muncul fitnah di antara mereka. Kecuali, kalau ada seseorang yang bertanya, maka jawablah sesuai dengan kadar ilmu yang kamu miliki.” (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, VI/503-504). Diadaptasi dari Wihdatush Shaffi

    Dharurah Syaikh Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy (Majalah Islamiyah Syahriyah Al-Bayan, [Juli, 2002], hal. 30-36). diterjemahkan dan dimuat di alislamu.com

Senin, 13 Februari 2012

10 Logika Dasar Penangkal Syiah


Era Muslim, Kamis, 2 Februari 2012 lalu. Artikel ini sangat informatif karena memberikan pemahaman pada kita, terutama Anda yang masih tetap mempercayai syiah termasuk golongan Islam dan memberi toleransi terhadap aktivitas mereka.

Artikel ini memberikan sepuluh logika dasar yang Anda perlu ketahui jika Anda menjumpai golongan syiah, sehingga mereka tidak bisa berkelit. Insya Allah artikel ini juga bisa menyadarkan saudara-saudara kita untuk kembali ke jalan Allah dan menghormati sahabat-sahabat Rasulullah.

Selamat membaca!

***

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin atas segala nikmat dan karunia Allah. Dengan segala nikmat-Nya kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk meniti jalan istiqamah, alhamdulillah. Tanpa karunia dan perlindungan Allah, kita tak ada apa-apanya.

Berikut ini adalah 10 LOGIKA DASAR untuk mematahkan akidah Syiah. Logika-logika ini bisa diajukan sebagai bahan diskusi ke kalangan Syiah dari level awam, sampai level ulama. Setidaknya, logika ini bisa dipakai sebagai “anti virus” untuk menangkal propaganda dai-dai Syiah yang ingin menyesatkan Ummat Islam dari jalan yang lurus.

Kalau Anda berbicara dengan orang Syiah, atau ingin mengajak orang Syiah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syiah, atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syiah; coba kemukakan 10 LOGIKA DASAR di bawah ini. Tentu saja, kemukakan satu per satu. Insya Allah, kaum Syiah akan kesulitan menjawab logika-logika ini, sehingga kemudian kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh diikuti.

LOGIKA 1: “Nabi dan Ahlul Bait”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda mencintai dan memuliakan Ahlul Bait Nabi?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami.” Kemudian tanyakan lagi: “Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait Nabi?” Dia tentu akan menjawab: “Ya, demi Allah!”

Lalu katakan kepada dia: “Ahlul Bait Nabi adalah anggota keluarga Nabi. Kalau orang Syiah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi Muhammad Shallallah ‘Alaihi Wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya? Mengapa kaum Syiah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian melupakan Nabi?”

Faktanya, ajaran Syiah sangat didominasi oleh perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan mereka. Kalau Syiah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau. Syiah memuliakan Ahlul Bait karena mereka memiliki hubungan dekat dengan Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan seperti: “Lebih memilih kulit rambutan daripada daging buahnya.”

LOGIKA 2: “Ahlul Bait dan Isteri Nabi”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Siapa saja yang termasuk golongan Ahlul Bait Nabi?” Nanti dia akan menjawab: “Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk Ahlul Bait atau bukan?” Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.

Kemudian tanyakan kepada orang itu: “Bagaimana bisa Anda memasukkan keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara isteri-isteri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara isteri-isteri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak melalui isteri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui isteri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para isteri shalihah ini, tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi.”

Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan: “Innama yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa yuthah-hirakum that-hira” (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan dosa dari kalian, para ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam ayat ini isteri-isteri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu’minin (ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.

LOGIKA 3: “Islam dan Sahabat”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda beragama Islam?” Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Tentu saja, kami adalah Islam. Kami ini Muslim.” Lalu tanyakan lagi ke dia: “Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?” Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.”

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Anda mempercayai silsilah dakwah Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syiah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?”

Faktanya, kaum Syiah sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus selalu diingat: “Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!”

LOGIKA 4: “Seputar Imam Syiah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda meyakini adanya imam dalam agama?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan imamah menjadi salah satu rukun keimanan kami.” Lalu tanyakan lagi: “Siapa saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?” Maka mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syiah. Ada juga yang menyebut 7 nama imam (versi Ja’fariyyah).

Lalu tanyakan kepada orang Syiah itu: “Mengapa dari ke-12 imam Syiah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam deretan 12 imam Syiah? Apakah orang Syiah meragukan keilmuan empat imam madzhab tersebut? Apakah ilmu dan ketakwaan empat imam madzhab tidak sepadan dengan 12 imam Syiah?”

Faktanya, kaum Syiah tidak mengakui empat imam madzhab sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum Syiah memiliki silsilah keimaman sendiri. Terkenal dengan sebutan “Imam 12” atau Imamah Itsna Asyari. Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syiah bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah mafhum, jika disebut Al Imam Al Arba’ah, maka yang dimaksud adalah empat imam madzhab rahimahumullah.

LOGIKA 5: “Allah dan Imam Syiah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Siapa yang lebih Anda taati, Allah Ta’ala atau imam Syiah?” Tentu dia akan akan menjawab: “Jelas kami lebih taat kepada Allah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?” Mungkin dia akan menjawab: “Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu.”

Kemudian tanyakan ke orang itu: “Mengapa dalam kehidupan orang Syiah, dalam kitab-kitab Syiah, dalam pengajian-pengajian Syiah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al Qur’an)? Mengapa orang Syiah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah? Mengapa orang Syiah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur’an?”

Faktanya, sikap ideologis kaum Syiah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syiah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa’ ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.

LOGIKA 6: “Ali dan Jabatan Khalifah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Menurut Anda, siapa yang lebih berhak mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?” Dia pasti akan menjawab: “Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi Khalifah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman?” Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: “Menurut riwayat saat peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah Kekhalifahan.”

Kemudian katakan kepada orang Syiah itu: “Jika memang Ali bin Abi Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama hidupnya beliau tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang kekuatan untuk merebut jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Ustman, padahal dia memiliki kekuasaan? Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu Ali bin Abi Thalib akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu.”

Faktanya, sosok Husein bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma berani menggugat kepemimpinan Dinasti Umayyah di masa Yazid bin Muawiyyah, sehingga kemudian terjadi Peristiwa Karbala. Kalau putra Ali berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar, tentu Ali Radhiyallahu ‘Anhu lebih berani melakukan hal itu.

LOGIKA 7: “Ali dan Husein”

Tanyakan ke orang Syiah: “Menurut Anda, mana yang lebih utama, Ali atau Husein?” Maka dia akan menjawab: “Tentu saja Ali bin Abi Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk Islam, terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah yang memimpin Ummat Islam.” Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syiah bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.





Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Ali memang dianggap lebih mulia, mengapa kaum Syiah membuat peringatan khusus untuk mengenang kematian Husein saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa mereka tidak membuat peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian Ali bin Abi Thalib? Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana? Bahkan beliau wafat saat mengemban tugas sebagai Khalifah.”

Faktanya, peringatan Hari Asyura sudah seperti “Idul Fithri” bagi kaum Syiah. Hal itu untuk memperingati kematian Husein bin Ali. Kalau orang Syiah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu lebih dahsyat lagi.

Logika 8: “Syiah dan Wanita”

Tanyakan ke orang Syiah: “Apakah dalam keyakinan Syiah diajarkan untuk memuliakan wanita?” Dia akan menjawab tanpa keraguan: “Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzhalimi hak-hak mereka?” Lalu tanyakan lagi: “Benarkah ajaran Syiah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?” Orang itu pasti akan menegaskan kembali.

Kemudian katakan ke orang Syiah itu: “Jika Syiah memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut’ah? Bukankah nikah mut’ah itu sangat menzhalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut’ah, seorang wanita hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita dalam ajaran Syiah, lebih buruk dari posisi hewan ternak. Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syiah yang hamil setelah nikah mut’ah, disuruh memikul resiko sendiri.”

Faktanya, kaum Syiah sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll. praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

LOGIKA 9: “Syiah dan Politik”

Tanyakan ke orang Syiah: “Dalam pandangan Anda, mana yang lebih utama, agama atau politik?” Tentu dia akan berkata: “Agama yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran agama?” Mungkin dia akan menjawab: “Ya tidak bisa. Agama harus mendominasi politik, bukan politik mendominasi agama.”

Lalu katakan ke orang Syiah itu: “Kalau perkataan Anda benar, mengapa dalam ajaran Syiah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri dari masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan kebencian mutlak kepada Muawiyyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat mendominasi akal orang Syiah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih, muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran agama? Mengapa ajaran Syiah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?”

Faktanya, ajaran Syiah merupakan contoh telanjang ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi politiknya terfokus pada sikap kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap merampas hak-hak imam Syiah. Dalam hal ini akidah Syiah mirip sekali dengan konsep Holocaust yang dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka memusuhi Nazi sampai ke akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana ada sisi-sisi kesamaan pemikiran).

LOGIKA 10. “Syiah dan Sunni”

Tanyakan ke orang Syiah: “Mengapa kaum Syiah sangat memusuhi kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum Syiah kepada Sunni, melebihi kebencian mereka kepada orang kafir (non Muslim)?” Dia tentu akan menjawab: “Tidak, tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami mencintai mereka dalam rangka Ukhuwwah Islamiyyah. Kita semua bersaudara, karena kita sama-sama mengerjakan Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama Ahlul Qiblat.”

Kemudian katakan ke dia: “Kalau Syiah benar-benar mau ukhuwwah, mau bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka menyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, isteri-isteri Nabi (khususnya Aisyah dan Hafshah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki, menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni. Tidak pernah ada ukhuwwah atau perdamaian antara Sunni dan Syiah, sebelum Syiah berhenti menista para Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni.”

Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi pembunuhan, pengusiran, dan kezhaliman terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti besar bahwa Syiah sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga anak-anak Muslim asal Palestina yang mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput dibunuhi kaum Syiah. Hal ini pula yang membuat Syaikh Qaradhawi berubah pikiran tentang Syiah. Jika semula beliau bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah sangat sulit disatukan. Dalam lintasan sejarah kita mendapati bukti lain, bahwa kaum Syiah tidak pernah terlibat perang melawan negara-negara kufar. Justru mereka sering bekerjasama dengan negara kufar dalam rangka menghadapi kaum Muslimin.

Hancurnya Kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, sikap permusuhan Dinasti Shafawid di Mesir, era Perang Salib di masa Shalahuddin Al Ayyubi, serta Khilafah Turki Utsmani, di atas semua itu terekam fakta-fakta pengkhianatan Syiah terhadap kaum Muslimin. Begitu juga, jatuhnya Afghanistan dan Irak ke tangan tentara Sekutu di era modern, tidak lepas dari jasa-jasa para anasir Syiah dari Iran.

Demikianlah 10 LOGIKA DASAR yang bisa kita gunakan untuk mematahkan pemikiran-pemikiran kaum Syiah. Insya Allah tulisan ini bisa dimanfaatkan untuk secara praktis melindungi diri, keluarga, dan Ummat Islam dari propaganda-propaganda Syiah. Amin Allahumma amin.

Jika ada benarnya, hal itu semata merupakan karunia Allah Azza Wa Jalla. Kalau ada kesalahan, khilaf, dan kekurangan, itu dari diri saya sendiri. Wal ‘afwu minkum katsira, wastaghfirullaha li wa lakum, wa li sa’iril Muslimin. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, wallahu a’lam bisshawaab.

by: bachtiar nasir

Rekomendasi: Baca buku Ensiklopedi Sunnah-Syiah, karya Prof. Dr. Ali Ahmad As Salus. Penerbit Pustaka Al Kautsar, Jakarta.

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...