Selasa, 28 Februari 2012

Woukouf, Pengobatan Unik dari Irian Jaya

Seorang lelaki muda, sebut saja namanya Bembi. Telah tujuh tahun ini, ia telah berhasil lepas dari jeratan narkoba. Namun meski sudah tidak lagi menggunakan barang haram itu, Bembi merasakan efek negatif pada tubuhnya. Ia merasa sangat sulit, bahkan tidak bisa tidur. Berbagai pengobatan telah ia coba, hanya untuk bisa tidur. Tetapi hasilnya selalu nihil.

Beberapa waktu lalu, berdasarkan informasi dari kerabatnya, Bembi datang ke sebuah klinik di daerah Bekasi Timur, Jawa Barat. Namanya Rumah Sehat Nuu Waar (RSNW). Klinik yang menyewa rumah seluas 90 meter persegi ini menawarkan pengobatan bernama Woukouf. Awalnya ia mengaku ragu menjalani pengobatan tersebut. Sang terapis, Fadzlan mengatakan, “Kami memang tidak kuasa untuk menyembuhkan, hanya Allah saja. Terserah kepada Anda.”

Akhirnya Bembi siap mencoba. Tim terapis lalu bergerak menangani Bembi. Di klinik ini, woukouf penanganan terakhir, sebelumnya pasien akan di bekam dan akupuntur (tusuk jarum). Ternyata benar, Bembi mengaku setelah usai woukouf, ia merasakan mengantuk yang luar biasa. Tubuhnya lebih rileks, dan tidak berapa lama Bembi tidur di klinik itu.

Tidak hanya Bembi

AFKN Dirikan Pesantren Nuu Waar di Bekasi

Untuk meningkatkan upaya pembinaan terhadap santriwan dan santriwati asal Nuu Waar (Irian Jaya), Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dan umat Islam berencana membangun Pesantren Nuu Waar. Lokasi pesantren yang terletak di Desa Taman Sari, Kec Setu, Bekasi, Jawa Barat ini seluas 2 hektar. “Saat ini baru sampai tahap pembelian tanah kepada masyarakat,” ujar Ustadz M Zaaf Fadzlan Garamatan, Ketua Umum AFKN.

Rencananya dalam waktu dekat ini proses pembangunan akan segera dilakukan. “Insya Allah, pembangunan akan segera kita mulai. Umat Islam yang ada di Indonesia dan luar negeri sudah berkomitmen akan membantu pembangunan pesantren ini,” terang Ustadz Fadzlan yang baru saja melakukan safari dakwah ke Qatar. Menurutnya, komitmen tersebut merupakan bentuk kesadaran umat Islam dalam mendukung dakwah Islam di pedalaman Irian Jaya.

Keberadaan pesantren ini,

20 Kepala Suku Asmat Lainnya Siap Bersyahadat

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar… 

Saat kami masih berbahagia dengan kehadiran saudara baru seiman seorang kepala suku dan keluarganya, kabar bahagia kembali kami terima. Malam tadi (21/2), Ustadz Abdul Shomad, dai AFKN Asmat yang sedang di Jakarta untuk mengantar kepala suku yang masuk Islam, mendapat kabar akan ada lagi sekitar 20 orang kepala suku dari kampung berbeda juga bersedia untuk masuk Islam.


Keinginan 20 kepala suku ini muncul setelah menonton berita masuk Islamnya kepala suku di TVRI.


Mereka para kepala suku itu, kata Ustadz Abdul Shomad, bersedia untuk mengikuti jejak Umar Abdullah Kayimter.


Terlebih setelah mendengar

Selasa, 21 Februari 2012

Tembok Ratapan Itu Kini Bernama Facebook

Pernah mendengar tentang sebuah tempat di mana orang-orang menyampaikan keluhan-keluhannya, doa-doanya, harapan-harapannya, hingga semua hal yang ada dipikirannya, ia tumpahkan di tempat itu? Pernah? Simbah tidak sedang membicarakan Masjid, lho? Tempat yang simbah maksud ini adalah sebuah tembok…

Gimana? Sudah tahu?

Ya, tempat itu bernama Tembok Ratapan (Wailing Wall). Tembok Ratapan terletak di Palestina dan kini dicaplok oleh Israel. Terlepas dari kontroversi akar sejarahnya yang diklaim sebagai bagian dari Haikal Sulaiman, ataupun indikasi kuatnya sebagai bagian dari propaganda zionis untuk menguasai al-Aqsa dan legitimasi politik atas pendudukan mereka di Al-Aqsa, saat ini masyarakat internasional mengenalnya sebagai Tembok Ratapan.



Tembok Ratapan adalah

Senin, 20 Februari 2012

Subhanallah, Kepala suku Asmat dan keluarganya masuk Islam

BEKASI (Arrahmah.com) – Alhamdulillah, jumlah kaum muslim di Papua bertambah lagi, hari ini ahad (19/2/2012) Kepala suku Asmat dan keluarganya bersyahadat masuk Islam. Kepala suku Asmat yang bernama Sinansius Kayimpter, beserta istrinya Agnes Atem dan anaknya Ruben Siwir mengikrarkan syahadatnya di Masjid Darussalam, Jati Bening, Bekasi.

Acara yang penuh khidmad ini di dampingi oleh ustadz Fadhlan Garamatan dan Imam Masjid Istiqlal, Ali Hanayiah. Proses ikrar suasananya sangat mengharukan, dengan terbata-bata, Sinansius mengucapkan dua kalimat syahadat. Disusul istrina Agnes dan anaknya, Ruben. Untuk Ruben, ia mengalami kesulitan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lancar. Entah karena terharu, Ruben akhirnya tak kuasa menahan tangis. Ia pun tidak melanjutkan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah syahadat,

Kepala Suku Asmat : Merdeka itu Masuk Islam, Bukan Lepas dari NKRI

Jakarta (SI ONLINE) - “Makna merdeka bagi kami adalah masuk Islam, bukan lepas Dari NKRI”, ujar Kepala Suku Asmat Wamena Umar Abdullah Kayimtel ditengah suasana acara yang diberi tajuk "Ukhuwah Islamiyah dengan Suku Asmat", di Masjid Darussalam, Komplek Perumahan Tamansasri Persada Raya, Jatibening, Jakart, Ahad, (19/2/2012) pukul 08 pagi.

Acara dihadiri sekitar 1000 pengunjung memenuhi ruang utama masjid meski cuaca hujan rintik-rintik. Acara diselenggarakan oleh DKM Masjid Darussalam bekerjasama dengan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) sebuah lembaga dakwah Islam yang aktif berkiprah di Papua pimpinan Ustadz Fadlan Garamatan. Inti acara sebenarnya adalah pensyahadatan Kepala suku Asmat Besar dari kampong Per, Merauke yang membawahi beberapa kampung besar disekitar pantai.

Kepala suku Asmat

Kepala Suku Asmat Masuk Islam (2)

Ustadz Fadzlan Garamatan, dai yang juga sudah malang melintang dakwah di pedalaman Nuu Waar memang tidak hadir saat penjemputan. Beliau sengaja menunggu kedatangan tamu istimewa ini di posko.

Betul saja, setibanya rombongan tamu dan penjemput di posko, Ustadz Fadzlan sudah menanti kehadiran mereka. (Untuk kali ini, jujur nih, saya tidak berada di sana. Sebab, dari bandara saya lansung pulang ke rumah. Tulisan ini saya buat berdasarkan cerita saja. Tapi gak apa-apa ya, semoga tidak mengurangi apa pun).

Tim hadrat pun kembali menyusun iramanya, sambil berbaris bak menyambut sang raja. Betul kan, tamu itu kan raja. Walhasil, perumahan di mana posko AFKN berada menjadi ramai dengan suara-suara yang keluar dari rebana. Kegembiraan menyambut kepala suku ini, seperti kami menyambut saudara lama yang tak pernah berjumpa. Demikian juga dengan Ustadz Fadzlan yang sudah sejak tadi menanti di depan posko yang juga menjadi tempat tinggal beliau dan keluarga.

Ternyata,

Minggu, 19 Februari 2012

Project Seminar Pemuda SIMAQur'an (Sehari Bersama Al-Qur'an)

Desain Sertifikat Peserta Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an


 Desain Brosur Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an

 Desain Baliho indoor Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an

Desain Baliho Outdoor Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an
 
Desain Ticket dan Tag Name Peserta Seminar Pemuda SIMAQur'an Sehari Bersama Al-Qur'an


Kepala Suku Asmat Masuk Islam (1)

Rabu (15/2) menjelang sore, Terminal Kedatangan 1C Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng nampak ramai. Di antara keramaian itu, saya bersama kawan-kawan santri AFKN bersiap-siap untuk menyambut kedatangan tamu. Penyambutan di bandara seperti ini sesungguhnya jarang kami lakukan, kecuali tamu yang datang itu kami anggap istimewa. Terlebih penyambutan sekitar pukul 16.00 WIB itu dilengkapi spanduk dan tim hadrat (tradisi di kalangan umat Islam Nuu Waar). Spanduk bertuliskan “Selamat Datang Kepala Suku Besar Asmat Umar Abdullah Kayimtel” itu kami bentangkan di pagar yang berhadapan dengan pintu keluar terminal yang padat sore itu.

Ya, tamu istimewa yang kami maksud adalah seorang Kepala Suku Asmat bersama istri dan anaknya semata wayang. Nama Umar Abdullah Kayimtel sebenarnya bukan nama asli beliau. Nama asli kepala suku yang tinggal di daerah Asmat, Merauke itu sebenarnya Senansius Kayimtel. Sementara istinya Agnes Atem dan anaknya, Ruben Siwir. Tapi semua nama itu akan diubah setelah “sebuah prosesi yang dahsyat” akan mereka lalui. Agnes Atem akan diganti dengan Aisya Khoirunnisa dan Ruben Siwir akan diganti menjadi Salim Abdullah.

Mereka tidak hanya datang bertiga, tapi juga ditemani oleh seorang yang saya kenal. Saya mengenalnya awal bulan Syawal lalu ketika sama-sama hadir dalam acara Syawal Motivation Training santri-santri AFKN di Bogor, Jawa Barat. Dia mengenalkan dirinya Shomad, ya saya memanggilnya Ustadz Shomad. Ustadz Shomad ini ternyata dai AFKN yang bertugas di Merauke, sebuah daerah terjauh pulau paling timur di Indonesia. Dengan menggunakan pesawat saja, perlu waktu 8 jam menuju kota Merauke. Belum lagi perjalanan ke daerah Asmat yang berada di dataran tinggi. Pria yang menikahi wanita asal Sulawesi Selatan ini telah beberapa tahun menjejakkan debut dakwahnya di Merauke.

Ya dia, Ustadz Shomad. Orang yang saya kenal bada Syawal itu. Hanya saja, saat saya melihatnya sore itu di bandara, penampilannya sedikit berbeda, pasalnya ia dilengkapi atribut khas Asmat. Ustadz Shomad-lah yang menemani Bapak Kepala Suku itu datang ke Jakarta. Untuk apa?


Inilah yang saya maksudkan “sebuah proses yang dahsyat”. Sebuah prosesi yang mungkin akan membuat alam ini bergetar, pohon-pohon merunduk, rumput-rumput bergoyang, dan langit menampakkan tanda berbeda. Ah, ini mungkin gambaran yang terlalu saya dramatisir. Tapi biarlah, toh bukan tidak mungkin. Sebab alam ini yang menciptakan adalah Allah SWT dan mereka tunduk dan taat kepada pencipta-Nya. Maka, saat nama Allah diucapkan, alam pasti bergetar.

Kembali pada prosesi dahsyat tadi. Ya, insya Allah, hari Ahad tanggal 19 Februari 2012 bertempat di Masjid Darussalam, Jati Bening, Pondok Gede, Bapak Kepala Suku Asmat dan keluarganya akan bersaksi untuk kembali pada Islam. Di hadapan para jamaah yang akan hadir, mereka akan mengucapkan Asyhadu Alla Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammad Ar-Rasulullah (Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah). Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…wa lilla hilhamd.

Semoga Allah SWT memudahkan rencana ini. Dan yang lebih terpenting, semoga Allah teguhkan niat Bapak Kepala Suku dan keluarga untuk kembali pada Islam. Hingga bertambahlah lagi saudara saya yang seiman. Ya Rabb, sungguh hidayah-Mu bisa datang kepada saja yang Engkau kehendaki.

Sungguh indah penyambutan sore itu. Bandara kian ramai saat rebana-rebana yang sejak tadi sudah disiapkan rekan-rekan santri mulai ditabuh bersahut-sahutan membuat sebuah irama. Para penabuh rebana itu terus memainkan musiknya hingga kami berada di tempat parkiran mobil yang akan membawa tamu istimewa kami ini menuju rumah sewa yang biasa kami sebut posko di Bekasi. Tamu telah pergi, rekan-rekan santri telah beranjak dengan mobil L300. Saya pun segera beranjak pergi ke parkiran motor, mengambil Supra X 125 yang selalu setia menemani perjalananku.* Ahmad Damanik

Sumber: AFKN Nuu Waar

Sabtu, 18 Februari 2012

Apapun kita, Islam tetap menjadi prioritas (Designed by CorelDRAW 12)


Berbagai perselisihan silih berganti. Perbedaan memang sudah kepastian yang akan terjadi pada umat. Tapi, perbedaan yang mengarah kepada perselisihan yang terjadi sekarang ini sudah melampaui batas sehingga memerlukan perenungan dan penyikapan secara arif, sehingga tidak menimbulkan problem baru bagi umat Islam.

Timbulnya perselisihan bahkan perpecahan di kalangan umat Islam tentu merupakan bentuk penyimpangan dari Al-Qur’an dan Sunnah. Sebab Al-Qur’an mengisyaratkan agar umat Islam selalu menjaga persatuan. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an, di antaranya firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali-Imran: 102-103).


Bukan hanya di dalam Al-Qur’an, bahkan seluruh nabi pun mengajarkan agar kaum yang beriman kepada Allah dan Rasulnya menjaga kesatuan barisan. Allah berfirman :
“Dia Telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. (asy-Syura;13)


Imam Baghawi mengatakan, “Allah telah mengutus para nabi untuk menegakkan agama, menyatukan umat, dan meninggalkan perpecahan serta perselisihan.” (Ma’alim At-Tanzil, Ibnu Jarir Ath-Thabari).

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam melalui sabda-sabdanya juga merintahkan umatnya untuk menyatukan barisan dan melarang dari perpecahan dan perselisihan. Di antara sabda beliau yang memerintahkan persatuan adalah

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ


“Sesungguhnya Allah ridha terhadap kalian pada tiga hal, dan membenci kalian pada tiga hal. Yaitu, engkau menyembah-Nya dan tidak menyekutukannya, engkau berpegang teguh pada tali Allah dan jangan kalian berpecah-belah. Dan membenci ucapan katanya, banyak ucapan, dan menyia-nyiakan harta.” (HR Muslim).

وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالْجِهَادُ وَالْهِجْرَةُ وَالْجَمَاعَةُ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلاَّ أَنْ يَرْجِعَ وَمَنِ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ
“Saya perintahkan kepada kalian dengan lima hal yang Allah memerintahkanku dengannya, yaitu untuk mendengar, taat, jihad, hijrah, dan berjama’ah. Karena orang yang menyelisihi jama’ah sejengkal saja, maka dia telah melepas tali Islam dari punggungnya, kecuali bila ia kembai.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Perbedaan pendapat pun telah terjadi sejak zaman para shahabat. Tapi mereka menghadapi perbedaan pendapat itu dengan hati dan jiwa mereka tetap bersih sehingga tidak sampai menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar pernah mengutip penjelasan Al-Qurtubi, orang yang memperhatikan dan mengkaji perselisihan yang terjadi antara Abu Bakar r.a. dan Ali r.a. dengan adil, maka dia akan mengetahui bahwa mereka saling mengakui keutamaannya masing-masing, dan hati mereka tetap terbangun untuk saling menghormati dan mencintai.

Dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya berkata, saya pernah mencela Hasan r.a. di depan ‘Aisyah r.a., maka dia berkata, “Jangan kamu mencelanya, karena dia telah mendapatkan bau harum dari Rasulullah saw.” (HR Bukhari).

Demikianlah apabila perbedaan pendapat disikapi dengan baik tidak akan menimbulkan perpecahan. Bukan hanya di masa shahabat, perbedaan pendapat yang terjadi pada masa lalu dan disikapi dengan hati yang jernih oleh para ulama’ yang ikhlas pun tidak menimbulkan perpecahan ummat. Imam Nawawi mengomentari hadits berikut, “Dan janganlah kalian berpecah belah,” hadits tersebut merupakan perintah untuk melazimi jama’ah kaum muslimin dan saling lemah lembut antara satu dengan lainnya. Hal ini merupakan salah satu kaedah dalam Islam. (Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi).

Perbedaan pendapat berakhir pada perpecahan apabila hawa nafsu masuk ke dalam hati, dan menonjolkan kepentingan pribadinya. Memang kadang-kadang yang terungkap adalah dalil-dalil, baik Al-Qur’an maupun Sunnah. Persoalannya, dalil bukan menjadi panglimanya, tetapi dalil menjadi pembenar sikapnya. Sekali lagi tujuannya adalah mencapai apa yang dianggapnya maslahat. Sayangnya, kemaslahatan yang hendak dicari tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkannya.

Maksudnya banyak sekali orang yang ingin mencapai suatu maslahat (manfaat) tetapi dengan melaksanakan mafsadah yang dapat menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Padahal, kemanfaatan dalam berjama’ah itu sama sekali tidak sebanding dengan kerusakan yang menyebabkan kepada perpecahan dan perselisihan.

Perjuangan Islam Membutuhkan Persatuan

Persatuan adalah hal yang urgen dalam kehidupan umat Islam. Terlebih lagi ketika umat dalam kondisi berjuang, maka persatuan menjadi lebih penting lagi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perpecahan yang terjadi pada umat Islam, para ulama, dan para syaikhnya, serta para pemimpin dan pembesarnya sangat disukai oleh musuh-musuh Islam. Dan, hal itu bisa terjadi lantaran mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah, ‘Dan di antara orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani,’ ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya. Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat, dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.” (Al-Maidah: 14).

Langkah untuk mewujudkan persatuan

Persatuan bukanlah hasil sebuah permainan sulap, sim salabim lalu terwujud. Untuk mewujudkan persatuan memerlukan perjuangan lahir batin. Banyak hal yang harus disiapkan untuk itu, di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui pentingnya persatuan. Orang yang tidak memahami pentingnya sesuatu tidak akan termotivasi untuk mewujudkannya. Gampangnya, orang yang tak tahu pentingnya uang, dia tak akan berpayah-payah mencari uang. Demikian juga yang tak faham pentingnya persatuan, dia tak akan berusaha menjaga dan mewujudkan persatuan umat.
  2. Menguatkan tali hubungan. Di antara sarana yang dapat membantu terwujudnya penyatuan barisan adalah dengan menguatkan hubungan antara para aktivis dan da’i serta kaum muslimin secara umum. Hal ini bisa dilakukan di sela-sela hubungan pribadi, silaturrahmi, berkumpul, menegakkan syari’at bersama, dan saling membantu dalam pekerjaan ataupun yang lainnya. Hubungan saudara sesama muslim yang disertai dengan rasa cinta akan membuka pintu dialog ketika terjadi perselisihan. Kecintaan tersebut akan menjembatani perselisihan yang terjadi di antara mereka. Berbeda halnya bila mereka tidak pernah berhubungan. Kemungkinan besar akan sulit untuk disatukan.
  3. Menimbang perkataan yang benar. Tidaklah seorang muslim merasa keberatan untuk menyatukan barisan, kecuali di hatinya ada nifaq. Tidaklah seseorang cukup berhujah dengan kebenaran, tapi dia juga harus memperhatikan beberapa hal berikut :
    • Hendaknya kebenarannya benar-benar jelas dan nyata.
    • Hendaknya kebenaran tersebut disertai dengan penjelasan dan ilmu.
    • Hendaknya menjelaskan kebenaran dengan metode yang sesuai.
    • Hendaknya dalam menjelaskan kebenaran dilakukan oleh orang yang pantas.
    • Setelah sempurnanya penjelasan kebenaran, hendaknya tidak terburu-buru menjelaskan hal yang dapat menimbulkan perselisihan.
  4. Adil dalam menghukumi kesalahan. Tidak ada manusia yang bisa terlepas dari kesalahan, kecuali Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam., sekalipun orang tersebut bertakwa, berilmu, dan wara’. Sebagaimana telah diketahui, kesalahan merupakan perkara yang bertingkat-tingkat. Salah dalam perkara yang sudah nyata kebenarannya tidak sama dengan kesalahan pada perkara yang masih samar. Menyelisihi dalil yang sudah jelas-jelas shahih tidak sama dengan menyelisihi dalil yang masih muhtamal atau fatwa para ulama. Karena itulah dalam menyikapinya harus adil dan bijaksana.
  5. Saling menghormati. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, manusia tidak ada yang ma’shum, kecuali Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Akan tetapi, kebanyakan para aktivis tidak menyadari hal ini. Tatkala ada seorang ulama yang berbuat salah, mereka langsung mengkritik dan menjatuhkannya tanpa memperhatikan aturan-aturannya. Hendaknya para ulama dan aktivis saling bermuamalah dengan baik, saling menghormati, baik dengan orang yang lebih tua atau yang lebih kecil.

  6. Jangan sibuk mencari-cari kesalahan manusia. Seorang muslim diperintahkan untuk menjaga lisannya dan menjaga kehormatan kaum mukminin. Maka, hendaknya orang yang sering disibukkan mencari-cari kesalahan orang lain mengintrospeksi diri, boleh jadi hal itu hanya dilatarbelakangi oleh hawa nafsu.

  7. Menjauhi perselisihan. Perselisihan biasanya berawal dari kesalahan, hawa nafsu, dan sifat berlebih-lebihan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rhm. berkata, “Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dijaga, di antaranya orang yang diam sama sekali pada permasalahan ini—apakah orang kafir melihat Tuhan mereka—… Oleh sebab itu, tidak sepantasnya bagi orang berilmu menjadikan permasalahan ini sebagai tameng untuk mengutamakan saudara-saudaranya yang ia sukai dan memojokkan kaum muslimin lainnya yang tidak ia sukai. Karena, yang seperti inilah yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan, hendaknya jangan membawa permasalahan ini kepada kaum muslimin yang masih awam, dikhawatirkan akan muncul fitnah di antara mereka. Kecuali, kalau ada seseorang yang bertanya, maka jawablah sesuai dengan kadar ilmu yang kamu miliki.” (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, VI/503-504). Diadaptasi dari Wihdatush Shaffi

    Dharurah Syaikh Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy (Majalah Islamiyah Syahriyah Al-Bayan, [Juli, 2002], hal. 30-36). diterjemahkan dan dimuat di alislamu.com

Senin, 13 Februari 2012

10 Logika Dasar Penangkal Syiah


Era Muslim, Kamis, 2 Februari 2012 lalu. Artikel ini sangat informatif karena memberikan pemahaman pada kita, terutama Anda yang masih tetap mempercayai syiah termasuk golongan Islam dan memberi toleransi terhadap aktivitas mereka.

Artikel ini memberikan sepuluh logika dasar yang Anda perlu ketahui jika Anda menjumpai golongan syiah, sehingga mereka tidak bisa berkelit. Insya Allah artikel ini juga bisa menyadarkan saudara-saudara kita untuk kembali ke jalan Allah dan menghormati sahabat-sahabat Rasulullah.

Selamat membaca!

***

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin atas segala nikmat dan karunia Allah. Dengan segala nikmat-Nya kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk meniti jalan istiqamah, alhamdulillah. Tanpa karunia dan perlindungan Allah, kita tak ada apa-apanya.

Berikut ini adalah 10 LOGIKA DASAR untuk mematahkan akidah Syiah. Logika-logika ini bisa diajukan sebagai bahan diskusi ke kalangan Syiah dari level awam, sampai level ulama. Setidaknya, logika ini bisa dipakai sebagai “anti virus” untuk menangkal propaganda dai-dai Syiah yang ingin menyesatkan Ummat Islam dari jalan yang lurus.

Kalau Anda berbicara dengan orang Syiah, atau ingin mengajak orang Syiah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syiah, atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syiah; coba kemukakan 10 LOGIKA DASAR di bawah ini. Tentu saja, kemukakan satu per satu. Insya Allah, kaum Syiah akan kesulitan menjawab logika-logika ini, sehingga kemudian kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh diikuti.

LOGIKA 1: “Nabi dan Ahlul Bait”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda mencintai dan memuliakan Ahlul Bait Nabi?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami.” Kemudian tanyakan lagi: “Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait Nabi?” Dia tentu akan menjawab: “Ya, demi Allah!”

Lalu katakan kepada dia: “Ahlul Bait Nabi adalah anggota keluarga Nabi. Kalau orang Syiah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi Muhammad Shallallah ‘Alaihi Wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya? Mengapa kaum Syiah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian melupakan Nabi?”

Faktanya, ajaran Syiah sangat didominasi oleh perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan mereka. Kalau Syiah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau. Syiah memuliakan Ahlul Bait karena mereka memiliki hubungan dekat dengan Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan seperti: “Lebih memilih kulit rambutan daripada daging buahnya.”

LOGIKA 2: “Ahlul Bait dan Isteri Nabi”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Siapa saja yang termasuk golongan Ahlul Bait Nabi?” Nanti dia akan menjawab: “Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk Ahlul Bait atau bukan?” Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.

Kemudian tanyakan kepada orang itu: “Bagaimana bisa Anda memasukkan keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara isteri-isteri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara isteri-isteri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak melalui isteri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui isteri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para isteri shalihah ini, tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi.”

Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan: “Innama yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa yuthah-hirakum that-hira” (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan dosa dari kalian, para ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam ayat ini isteri-isteri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu’minin (ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.

LOGIKA 3: “Islam dan Sahabat”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda beragama Islam?” Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Tentu saja, kami adalah Islam. Kami ini Muslim.” Lalu tanyakan lagi ke dia: “Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?” Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.”

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Anda mempercayai silsilah dakwah Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syiah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?”

Faktanya, kaum Syiah sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus selalu diingat: “Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!”

LOGIKA 4: “Seputar Imam Syiah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Apakah Anda meyakini adanya imam dalam agama?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan imamah menjadi salah satu rukun keimanan kami.” Lalu tanyakan lagi: “Siapa saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?” Maka mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syiah. Ada juga yang menyebut 7 nama imam (versi Ja’fariyyah).

Lalu tanyakan kepada orang Syiah itu: “Mengapa dari ke-12 imam Syiah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam deretan 12 imam Syiah? Apakah orang Syiah meragukan keilmuan empat imam madzhab tersebut? Apakah ilmu dan ketakwaan empat imam madzhab tidak sepadan dengan 12 imam Syiah?”

Faktanya, kaum Syiah tidak mengakui empat imam madzhab sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum Syiah memiliki silsilah keimaman sendiri. Terkenal dengan sebutan “Imam 12” atau Imamah Itsna Asyari. Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syiah bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah mafhum, jika disebut Al Imam Al Arba’ah, maka yang dimaksud adalah empat imam madzhab rahimahumullah.

LOGIKA 5: “Allah dan Imam Syiah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Siapa yang lebih Anda taati, Allah Ta’ala atau imam Syiah?” Tentu dia akan akan menjawab: “Jelas kami lebih taat kepada Allah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?” Mungkin dia akan menjawab: “Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu.”

Kemudian tanyakan ke orang itu: “Mengapa dalam kehidupan orang Syiah, dalam kitab-kitab Syiah, dalam pengajian-pengajian Syiah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al Qur’an)? Mengapa orang Syiah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah? Mengapa orang Syiah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur’an?”

Faktanya, sikap ideologis kaum Syiah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syiah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa’ ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.

LOGIKA 6: “Ali dan Jabatan Khalifah”

Tanyakan kepada orang Syiah: “Menurut Anda, siapa yang lebih berhak mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?” Dia pasti akan menjawab: “Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi Khalifah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman?” Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: “Menurut riwayat saat peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah Kekhalifahan.”

Kemudian katakan kepada orang Syiah itu: “Jika memang Ali bin Abi Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama hidupnya beliau tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang kekuatan untuk merebut jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Ustman, padahal dia memiliki kekuasaan? Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu Ali bin Abi Thalib akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu.”

Faktanya, sosok Husein bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma berani menggugat kepemimpinan Dinasti Umayyah di masa Yazid bin Muawiyyah, sehingga kemudian terjadi Peristiwa Karbala. Kalau putra Ali berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar, tentu Ali Radhiyallahu ‘Anhu lebih berani melakukan hal itu.

LOGIKA 7: “Ali dan Husein”

Tanyakan ke orang Syiah: “Menurut Anda, mana yang lebih utama, Ali atau Husein?” Maka dia akan menjawab: “Tentu saja Ali bin Abi Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk Islam, terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah yang memimpin Ummat Islam.” Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syiah bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.





Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Ali memang dianggap lebih mulia, mengapa kaum Syiah membuat peringatan khusus untuk mengenang kematian Husein saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa mereka tidak membuat peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian Ali bin Abi Thalib? Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana? Bahkan beliau wafat saat mengemban tugas sebagai Khalifah.”

Faktanya, peringatan Hari Asyura sudah seperti “Idul Fithri” bagi kaum Syiah. Hal itu untuk memperingati kematian Husein bin Ali. Kalau orang Syiah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu lebih dahsyat lagi.

Logika 8: “Syiah dan Wanita”

Tanyakan ke orang Syiah: “Apakah dalam keyakinan Syiah diajarkan untuk memuliakan wanita?” Dia akan menjawab tanpa keraguan: “Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzhalimi hak-hak mereka?” Lalu tanyakan lagi: “Benarkah ajaran Syiah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?” Orang itu pasti akan menegaskan kembali.

Kemudian katakan ke orang Syiah itu: “Jika Syiah memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut’ah? Bukankah nikah mut’ah itu sangat menzhalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut’ah, seorang wanita hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita dalam ajaran Syiah, lebih buruk dari posisi hewan ternak. Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syiah yang hamil setelah nikah mut’ah, disuruh memikul resiko sendiri.”

Faktanya, kaum Syiah sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll. praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

LOGIKA 9: “Syiah dan Politik”

Tanyakan ke orang Syiah: “Dalam pandangan Anda, mana yang lebih utama, agama atau politik?” Tentu dia akan berkata: “Agama yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran agama?” Mungkin dia akan menjawab: “Ya tidak bisa. Agama harus mendominasi politik, bukan politik mendominasi agama.”

Lalu katakan ke orang Syiah itu: “Kalau perkataan Anda benar, mengapa dalam ajaran Syiah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri dari masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan kebencian mutlak kepada Muawiyyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat mendominasi akal orang Syiah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih, muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran agama? Mengapa ajaran Syiah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?”

Faktanya, ajaran Syiah merupakan contoh telanjang ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi politiknya terfokus pada sikap kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap merampas hak-hak imam Syiah. Dalam hal ini akidah Syiah mirip sekali dengan konsep Holocaust yang dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka memusuhi Nazi sampai ke akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana ada sisi-sisi kesamaan pemikiran).

LOGIKA 10. “Syiah dan Sunni”

Tanyakan ke orang Syiah: “Mengapa kaum Syiah sangat memusuhi kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum Syiah kepada Sunni, melebihi kebencian mereka kepada orang kafir (non Muslim)?” Dia tentu akan menjawab: “Tidak, tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami mencintai mereka dalam rangka Ukhuwwah Islamiyyah. Kita semua bersaudara, karena kita sama-sama mengerjakan Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama Ahlul Qiblat.”

Kemudian katakan ke dia: “Kalau Syiah benar-benar mau ukhuwwah, mau bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka menyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, isteri-isteri Nabi (khususnya Aisyah dan Hafshah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki, menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni. Tidak pernah ada ukhuwwah atau perdamaian antara Sunni dan Syiah, sebelum Syiah berhenti menista para Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni.”

Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi pembunuhan, pengusiran, dan kezhaliman terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti besar bahwa Syiah sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga anak-anak Muslim asal Palestina yang mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput dibunuhi kaum Syiah. Hal ini pula yang membuat Syaikh Qaradhawi berubah pikiran tentang Syiah. Jika semula beliau bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah sangat sulit disatukan. Dalam lintasan sejarah kita mendapati bukti lain, bahwa kaum Syiah tidak pernah terlibat perang melawan negara-negara kufar. Justru mereka sering bekerjasama dengan negara kufar dalam rangka menghadapi kaum Muslimin.

Hancurnya Kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, sikap permusuhan Dinasti Shafawid di Mesir, era Perang Salib di masa Shalahuddin Al Ayyubi, serta Khilafah Turki Utsmani, di atas semua itu terekam fakta-fakta pengkhianatan Syiah terhadap kaum Muslimin. Begitu juga, jatuhnya Afghanistan dan Irak ke tangan tentara Sekutu di era modern, tidak lepas dari jasa-jasa para anasir Syiah dari Iran.

Demikianlah 10 LOGIKA DASAR yang bisa kita gunakan untuk mematahkan pemikiran-pemikiran kaum Syiah. Insya Allah tulisan ini bisa dimanfaatkan untuk secara praktis melindungi diri, keluarga, dan Ummat Islam dari propaganda-propaganda Syiah. Amin Allahumma amin.

Jika ada benarnya, hal itu semata merupakan karunia Allah Azza Wa Jalla. Kalau ada kesalahan, khilaf, dan kekurangan, itu dari diri saya sendiri. Wal ‘afwu minkum katsira, wastaghfirullaha li wa lakum, wa li sa’iril Muslimin. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, wallahu a’lam bisshawaab.

by: bachtiar nasir

Rekomendasi: Baca buku Ensiklopedi Sunnah-Syiah, karya Prof. Dr. Ali Ahmad As Salus. Penerbit Pustaka Al Kautsar, Jakarta.

Inilah (sebagian) Pengkhianatan Syiah Sepanjang Sejarah

Sejarah adalah kumpulan peristiwa masa lalu yang merupakan gudang informasi tentang segala hal positif maupun negatif. Kekayaan sejarah menjadi asset umat manusia untuk belajar banyak hal tentang kehidupan. Maju dan mundurnya suatu bangsa atau peradaban sangat bergantung sejauh mana sejarah itu digali. Megahnya bangunan sejarah karena ada perancang dan pelaksananya. Robohnya bangunan sejarah karena ada penghancurnya, baik internal maupun eksternal.


Demikian pulalah yang terjadi pada sejarah peradaban Islam. Sejarah Islam telah ditulis dan dibukukan oleh sejarawan muslim dan non muslim. Di antaranya adalah buku History of Civilization karya Will Durant, Tarikhul Umam wal Muluk karya Ath-Thabari, Tarikhul Islam karya Adz-Dzahabi, dll. Penulisan sejarah lebih banyak bersifat pemaparan kronologis dan sedikit yang bersifat analitis seperti kitab Marwiyat Abi Mukhnaf fi Taarikh Thabari karya Dr. Yahya Ibrahim Yahya atau Khuqbatun minat Tarikh karya Utsman Khamis. Adapun manipulasi sejarah ternyata yang paling banyak melakukannya adalah kaum Syiah terutama oleh Al-Mas’udi dalam kitab Muruujudz Dzahab, Abu Mukhnaf dan Saif bin Umar dalam riwayat-riwayat Ath Thabari dan sebagainya.

Sebelum memaparkan peristiwa-peristiwa pengkhianatan Syiah sepanjang sejarah, ada baiknya menjawab pertanyaan penting: Mengapa tokoh Syiah suka berkhianat? DR. Imad Ali Abdus Sami’ memaparkan panjang lebar dalam bukunya “Pengkhianatan-Pengkhianatan Syiah” Tetapi intinya bahwa selain pengikut Syiah kafir karena itu halal darahnya. Hal itu besumber dari akidah mereka. Sekedar contoh saya bawakan dua riwayat dalam kitab utama mereka.

الأصول من الكافي/ محمد بن يعقوب الكليني ج. 2 ص. 409 -410:
1- عن أبي عبد الله قال: أهل الشام شر من أهل الروم و أهل المدينة شر من أهل مكة و أهل مكة يكفرون بالله جهرة
2- عن سماعة عن أبي بصير عن أحدهما عليهما السلام: إن أهل المكة يكفرون بالله جهرة وإن أهل المدينة أخبث من أهل مكة، أخبث منهم سبعين ضعفا.

“Buku Al-Ushul minal Kaafi, Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini, Juz. 2, hlm. 409-410:


  1. Dari Abi Abdillah berkata, “Penduduk Syam lebih buruk daripada penduduk Romawi dan penduduk Madinah lebih buruk daripada penduduk Makkah dan penduduk Makkah kafir kepada Allah secara terang-terangan.
  2. Dari Sama’ah dari Abi Bashir dari salah satu keduanya ‘alaihis salam berkata, “Sesungguhnya penduduk Mekkah mengkafiri Allah secara nyata dan penduduk Madinah lebih buruk daripada penduduk Mekkah, lebih buruk daripada mereka tujuh puluh kali lipat.”
    Bahasan kita kali ini adalah sejarah tentang pengkhianatan Syiah agar kita bisa mengambil pelajaran dan tidak lengah.





Sejarah Pengkhianatan Syiah

Pertama, pengkhianatan yang dilakukan oleh Abu Lu’luah Al-Majusi dengan membunuh Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Kaum Syiah menjulukinya dengan “Baba Syujauddin”(sang pembela agama yang gagah berani). Kuburannya di Iran dikunjungi dan dihormati oleh kaum Syiah. Bahkan para ulama syiah berdoa, “Ya Allah kumpulkan kami di akherat kelak bersama Abu Lu’lulah”. Dr. Akram Dhiya’ Al Umari mengkisahkan:

و قد غلبت الدولة الإسلامية في عهده (أي عمر بن الخطاب) الفرس و الروم و حررت الهلال الخصيب و مصر و مصرت الكوفة و البصرة و الفسطاط و مازالت في صعود و امتداد حتى إغتاله أبو لؤلؤة المجوسى غلام المغيرة بن شعبة و هو يؤم المسلمين في صلاة الفجر ليلة الأربعاء ليال بقين من ذي الحجة سنة 23 للهجرة بعد خلافة دامت عشر سنين و ستة أشهر

“Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, umat Islam berhasil menaklukan Persia, Romawi, Bulan Sabit Subur(fortile caesent) (Mesopotamia, Suriah-Palestina) dan Mesir. Umat Islam juga berhasil menjadikan Kufah, Bashrah dan Fusthat sebagai pusat kota. Demikianlah, Islam terus berekspansi sampai akhirnya Khalifah Umar dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah Al-Majusi, budak dari Mughirah bin Syu’bah, ketika beliau sedang mengimami shalat shubuh pada malam Rabu bulan Dzulhijjah tahun ke-23 hijriah. Khalifah meninggal setelah memerintah selama 10 tahun 6 bulan.”

Kedua, pengkhianatan Abdullah bin Saba’. Ia adalah orang yang pertama kali mendirikan Syiah. Para ulama syiah, sebagaimana dikatakan oleh mantan tokoh Syiah Sayyid Husen Al Musawi dalam bukunya Lillah tsumma Lit Tarikh, mengakui bahwa Abdullah bin Saba’ adalah pendiri syiah. Pengakuan ini ada dalam lebih dari 20 buku referensi Syiah. Abdullah bin Saba’ adalah Yahudi yang berpura-pura masuk Islam dan menebarkan fitnah di kalangan masyarakat awam agar memberontak kepada Khalifah Utsman bin Affan pada tahun ke-34 hijriah. Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun ke-35 hijriah, ribuan orang dengan alasan melaksanakan haji, datang ke Madinah dan mengepung rumah Utsman bin Affan selama 40 hari dan melarang shalat di masjid. Sampai akhirnya mereka membunuh Khalifah Utsman.

Ketiga: pengkhianatan pengikut Syiah dengan membunuh Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain. Ketika Hasan dan Husain akan pergi ke Khufah, Muhammad bin Ali bin Abi Thalib menasehatinya agar tidak pergi ke Kufah dengan berkata, ”

يا أخي أن أهل الكوفة قد عرفت غدرهم بأبيك و أخيك و قد خفت أن يكون حالك كحال من مضى (اللهوف لإبن طاوس ص 39 وعاشورا للإحساء ص. 110)

“Saudaraku, engkau telah mengetahui bahwa penduduk Kufah mengkhianati Ayahmu dan Saudaramu. Saya takut keadaanmu akan seperti keadaan orang-orang yang telah berlalu(pergi ke Kufah).” (Al-Luhuf, Ibnu Thawus hlm 39, dan Asyura, Al-Ihsa, hlm. 110).

Dalam kitab Man Qatala Husain(Siapa pembunuh Husain)karangan Abdullah bin Abdul Aziz dipaparkan secara rinci siapa yang sebenarnya membunuh Sayyidina Husain. Bahwa, ternyata pembunuhnya adalah orang Syiah sendiri yaitu Sanan bin Anas An-Nakhai dan Syammar bin Dzil Jusyan yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad.

Dalam kitab Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar Juz 1 hlm. 265 jelas sekali kronologis terbunuhnya Imam Husain oleh kaum Syiah sendiri yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad yang sebelumnya merupakan tentara di pasukan Ali bin Abi Thalib (148 H – 193 H/786 M – 842 M).

Keempat, pengkhianatan Alib bin Yaqtin pada masa Harun Al-Rasyid yang telah merobohkan penjara yang dihuni oleh 500 narapidana kemudian dia mengirim surat kepada Imam Al-Kadzim menanyakan hal itu dan dijawab bila kamu bertanya sebelum peristiwa itu terjadi maka darah mereka tidak masalah (tidak berdosa) tetapi karena kamu bertanya setelah terjadi maka kamu harus bayar kaffarah setiap yang terbunuh dengan seekor kambing jantan. (Hakikatus Syiah, hlm. 55).

Kelima, Pengkhianatan Khalifah Abbasiyah yaitu An-Nashir Lidinillah.

Ibnu Katsir berkata:
كان قبيح السيرة في رعيته ظالمًا لهم، فخرب في أيام العراق وتفرق أهله في البلاد، وكان يفعل الشيء وضده.. وكان اعتنق المذهب الشيعي.. ويقال كان بينه وبين التتر مراسلات حتى أطمعهم في البلاد، وهذه طامة صغرى عندها كل ذنب عظيم
(البداية و النهاية لإبن كثير ج 13 ص. 106 – 107 بتصرف)

“Nashir Lidinillah memiliki perilaku buruk terhadap rakyatnya dan mendhaliminya. Ia menghancurkan dan memisahkan keluarganya ketika berada di Irak. Ia berbuat sesuatu dan kebalikannya. Ia menganut madzhab Syiah. Dikatakan bahwa antara dirinya dengan Tatar terjadi surat menyurat agar ia tertarik ke negaranya. Ini adalah bencana kecil, baginya setiap dosa besar terjadi.” (Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, Juz 13 hlm. 106 – 107).

Keenam, Dinasti Fathimiyah di Mesir sejak tahun 301 H – 567 H adalah pemerintahan Syiah yang memaksakan ajaran Syiah kepada penduduk Ahlus Sunah dengan berbagai cara. Dan yang lebih pahit dari itu bekerja sama dengan tentara Salib untuk membantai umat Islam Ahlus Sunnah yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Saljuk yang sunni.

Dr. Yusuf Ghawanimah menukil sejarah, “Bahwa pengepungan kaum Salibis terhadap Anthokia menyenangkan hati Al-Afdhal(pemimpin Dinasti Fathimiyah saat itu) dan menganggap kekalahan Dinasti Turki Saljuk(yang sunni) berarti kemenangan baginya.

Ketujuh, Pengkhianatan menteri Syiah Muhammad bin Al-Qami dan Nashiruddin Ath-Thusi pada pemerintahan Al-Mu’tashim Billah pada tahun 656 H bekerja sama dengan Tatar yang dipimpin oleh Hulako Khan dengan pasukan berjumlah 200 ribu dan mengepung Baghdad serta membantai kaum muslimin baik laki, perempuan, orang tua, dan anak-anak dan jumlahnya tidak ada yang tahu kecuali Allah(lihat: Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir).

Pada tahun 658 H Tatar bersama komandannya yaitu Hulako Khan mengepung Syam dan membantai penduduknya dan dibiarkan selamat dua ulama Syiah yaitu Kamaluddin At-Taflisi dan Muhammad bin Yusuf Al Kanji karena mereka bekerja sama dengan Tatar.

Kedelapan, Pengkhianatan Dinasti Shofawi di Persia tahun 1447 M – 1736 M. Dr. Badri Yatim, M.A. menyebutkan, “Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya kerajaan Sofawi di Persia baru berdiri, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Sofawi sering bentrok (baca perang) dengan Turki Usmani (Sunni). Bahkan kerajaan Mughal di India tersusupi menteri Syiah bernama Bairam Khan.

Kesembilan, Pengkhianatan Khomeini berdasarkan penuturan DR. Musa Al-Musawi, “Mendiang telah memimpin Iran selama 10 tahun dengan api dan besi dan telah menggantung oposisinya sebanyak 150.000 orang, mengusir 3 juta orang, membungkam kebebasan 50 juta warga Syiah dalam ranah politik, pemikiran, dan sosial, menimbulkan kemiskinan yang tidak ada taranya, menyebabkan perang dengan Irak dan memakan korban sekitar satu juta orang, dan 100 ribu orang Syiah dipenjara.

Kesepuluh, Pengkhianatan organisasi amal yang melahirkan “Hizbullah” dengan membantai warga Palestina Sunni sebanyak 3100 antara yang terbunuh dan terluka pada tanggal 20 Mei 1985 sampai 18 Juni 1985. Begitu pula pembantaian Syiah Irak bekerja sama dengan tentara Amerika. DR. Harits Adh-Dhori melaporkan jumlah Ahlus Sunah Irak yang terbunuh mencapai 200 ribu orang, 100 ribu dibunuh Syiah dan 100 ribu lainnya dibunuh oleh tentara Amerika. Kaum Syiah ketika membunuh ulama dan para khatib ahlus sunah dengan cara sadis memotong-motong anggota tubuh dan mencongkel mata dengan besi panas sebelum dibunuh. Bahkan para pembesar Iran di Qum dan Bashrah menyatakan kalau tidak karena Syiah Kabul dan Baghdad tidak akan jatuh.

Kesebelas, pengkhianatan Syiah di Bahrain, Yaman, Saudi Arabia, Pakistan, dan lain-lain adalah bukti nyata dari kekejaman Syiah. Apakah kita akan menunggu mereka beraksi di Asia Tenggara terutama Malaysia dan Indonesia?

Keduabelas, kerja sama Iran, Amerika, dan Zionis Israel dalam jual beli senjata yang terkenal dengan “Iran Gate”. Bahkan kitab مواقف العلماء و المفكرين من الشيعة الإثنا عشرية / إعداد موقع الراصد menyebutkan 13 dokumen jual beli senjata antara Iran dan Israel.

Masihkan kita tertipu? Wallahu A’lam.

sumber: (Farid Achmad Okbah, M.Ag)



10 Wasiat untuk Wanita Sholehah

Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya.
Semoga Alloh memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya.

berikut kami paparkan wasiat untuk wanita sholehah :
  1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat. Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Alloh. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Alloh. Wahai hamba Alloh..! Jagalah Alloh maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya. Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata: Aku mohon ampun kepada Alloh! itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
    • Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.
    • Duduk di majelis ghibah dan namimah, berbuat riya(lawan dari ikhlas) dan sum’ah(beramal agar didengar orang)
    • Menjelekkan dan mengejek orang lain. Alloh berfirman : ”Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan(QS. Al Hujurat: 11).
    • Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda: Negeri yang paling dicintai Alloh adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Alloh adalah pasar-pasarnya (HR. Muslim).
    • Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
    • Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda: Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).
    • Membiarkan suami dalam kemaksiatannya

  2. Berupaya mengenal dan memahami suami. Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa–apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Alloh karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Alloh Azza Wajalla).

  3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik. Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda: Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany). Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Alloh dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda: Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali (HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany). Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Alloh, jika engkau bertakwa kepada Alloh dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Alloh).

  4. Bersikap qanaah (merasa cukup). Kami menginginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiAllohu anhunna. Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu?? Ia berkata pada suaminya: “Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka”

  5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.

  6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Alloh semampumu.

  7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya. Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiAllohu’anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama: Demi Alloh, Alloh tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).

  8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya. Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.

  9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya). Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’i seperti mengadukan perbuatan dzalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.

  10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan. Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya: Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya (HR. Bukhary dalam An-Nikah)

Ayah (Supriono) Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!

MANA PARTAI POLITIK YG KATANYA PEDULI RAKYAT...???
MANA PEJUANG HAM YG KATANYA BERJUANG UNTUK RAKYAT...???

itulah pertanyaan yg dg rasa kecewa dan haru yg kuajukan dalam hatiku terhadap para bangsa Indonesia, elit Politik dan Pejuang-pejuang HAM.

Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).


Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.

Kamis, 09 Februari 2012

untukmu Ukhti Muslimah

B i s m i l l a h . . . .
Berbicara mengenai Hijab atau Jilbab maka banyak menimbulkan kontrofersi di kalangan manyarakat terlebih pada wanita. Ada yang mengatakan buat apa berjilbab kalo perangai/akhlak atau hatinya buruk...? ada juga yang berkata yang penting hatinya, bukan jilbabnya.

Yahh... beginilah jadinya kalo' syari'at Allah tidak di indahkan lagi, semua harus sesuai dengan hawa nafsu kita. Banyak alasan yang di kemukakan bagi mereka yang tak berhijab. Kata mereka Hijab adalah budaya Arab, menggunakan Hijab membuat kepala dan rambut menjadi panas, menggunakan hijab apalagi cadar nanti di cemooh orang dan di anggap teroris, ada juga yang berkata Hijab tidak wajib Na'udzubillah. Entahlah... beginilah sifat manuusia kalo nafsu sudah di perturutkan. Beribu alasan akan di kemukakan untuk memenuhi syahwatnya itu.

Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka beruntunglah mereka yang asing tersebut. Begitulah kira2 makna hadits dari Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam.

Saat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam membawa syari'at Islam maka kaum Quraisy saat itu merasa heran terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam. Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam dan pengikutnya-pun dihina dan di musuhi. Singkat cerita karena keteladanan dan hikmah-nya Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam dalam berda'wah maka tersebarlah syari'at Islam keseluruh alam hingga sekarang. Namun di sayangkan dimasa sekarang ini, syari'at Allah sudah mulai dilupakan banyak pemeluknya, bahkan ketika menyampaikan hal-hal yang pernah atau di perintahkan oleh Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wasallam manusia merasa heran dengan apa yang kita sampaikan. Mereka terheran-heran melihat ada seorang muslim memelihara janggut, mereka bertanya-tanya kenapa celananya begitu? pake jilbab kok panjang banget? Kok wajah dan tangannya di tutup? mereka  sangat terheran karena laki-laki tak bersalaman dengan perempuan! puasa apa di selain Ramadhan? mereka-pun bertanya shalat apa di tengah orang lagi asyik-asyiknya tidur...???

Beginilah kira-kira sedikit dari kondisi keterasingan di masa ini...

Bismillah... menggunakan jilbab adalah syari'at dari Allah yg t'lh menciptakan qt. Qt ambil contoh s'org insyinyur yg membangun sebuah rumah, tentu rumah itu akan menggunakan ATAP & DINDING yg KOKOH, karena apa? utk melindungi seisi rumah dari gangguan luar yg membahayakan seisi rumah. Insyinyur-lah yg paling tahu apa & bagaimana gunanya atap bagi sebuah rumah, karena dia mahir dlm bidang tersebut.

Demikian pula Allah Sang Pencipta telah menciptakan manusia "LENGKAP dg SYARI'AT-nya" yg KOKOH agar manusia terlindung dari gangguan luar yg dapat membahayakan kita.(red;1 diantara fungsi jilbab)

Menggunakan Busana Muslimah+Jilbab adalah salah satu bukti ketaatan kpd Allah.
Ada yg ber-JILBAB tp akhlaknya BURUK...???
bukan jilbabnya yg salah, tp yg menggunakan jilbab belum memahami secara utuh makna jilbab yg di gunakannya.

Ada yg tak ber-JILBAB tp akhlaknya BAIK...???
Akan jauh lebih baik lagi kalo dia berjilbab.

Gunakanlah Jilbabmu dari sekarang dan perbaikilah Hatimu.
Masalah hati adalah masalah kita mau berubah atw tidak.
Jgn tunggu hidayah itu datang...!!! tp jemputlah hidayah itu...

Allah-lah yg t'lah mencipyakan kita dan TENTUNYA DIA-lah yg paling tahu kebaikan untuk kita...
W a l l a h u A' l a m . . .

Silahkan di dengar dan di renungi video di bawah ini


Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...