Selasa, 28 Februari 2012

AFKN Dirikan Pesantren Nuu Waar di Bekasi

Untuk meningkatkan upaya pembinaan terhadap santriwan dan santriwati asal Nuu Waar (Irian Jaya), Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dan umat Islam berencana membangun Pesantren Nuu Waar. Lokasi pesantren yang terletak di Desa Taman Sari, Kec Setu, Bekasi, Jawa Barat ini seluas 2 hektar. “Saat ini baru sampai tahap pembelian tanah kepada masyarakat,” ujar Ustadz M Zaaf Fadzlan Garamatan, Ketua Umum AFKN.

Rencananya dalam waktu dekat ini proses pembangunan akan segera dilakukan. “Insya Allah, pembangunan akan segera kita mulai. Umat Islam yang ada di Indonesia dan luar negeri sudah berkomitmen akan membantu pembangunan pesantren ini,” terang Ustadz Fadzlan yang baru saja melakukan safari dakwah ke Qatar. Menurutnya, komitmen tersebut merupakan bentuk kesadaran umat Islam dalam mendukung dakwah Islam di pedalaman Irian Jaya.

Keberadaan pesantren ini,
tambah Ustadz Fadzlan, sangat penting dalam proses pembinaan santriwan dan santriwati AFKN asal Irian Jaya. Jumlah mereka saat ini mencapai 900 orang, dan tersebar di beberapa pesantren dan perguruan tinggi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. “Tiap kali liburan, biasanya para santri pulang ke posko yang saat ini masih sewa rumah di Bekasi,” terang ustadz yang kelahiran Fakfak ini.

Selain, pesantren ini juga nantinya akan menjadi pusat pembinaan santri-santri, seperti pengenalan Islam, hafalan al-Qur’an, dan pelatihan kepemimpinan. Nantinya ketika sudah menyelesaikan masa belajarnya, santri-santri itu akan berkembang menjadi seorang ulama dan juga pemimpin di tempat asal mereka yakni di Nuu Waar. “Ini tentunya harapan yang kami buat, sehingga kelak mereka akan melakukan perubahan Irian Jaya dengan keindahan Islam dan dakwah,” harap Ustadz Fadzlan.

Mengenai ditetapkannya Bekasi sebagai lokasi pesantren, menurut Ustadz Fadzlan, karena Bekasi tidak jauh dari pusat negara, Jakarta. Dengan berada di dekat pusat negara, kata Tokoh Perubahan 2010 versi Republika, “Para santri bisa kita kondisikan untuk mendapat informasi maupun ilmu yang terbaru dan terbaik, sehingga hal itu akan menambah wawasan dan pengetahuan mereka.” Alhamdulillah, selama ini, meski dalam tempat yang terbatas, para santri mendapat informasi dan ilmu dari tokoh-tokoh yang berkompeten keilmuannya. “Tentu saja jika kami buat pesantren ini di pedalaman Nuu Waar, akan menyulitkan dari segi transportasi,” jelas Ustadz Fadzlan.

Wakaf Kapal Dakwah

Bersamaan dengan itu, dakwah AFKN di pedalaman Irian Jaya masih terus berjalan. Menurut Ustadz Fadzlan, saat ini dakwah di pedalaman banyak dijalankan oleh dai-dai AFKN yang disebar di pedalaman Irian. “Alhamdulillah mereka terus bergerak. Bahkan, insya Allah hari Ahad nanti tanggal 19 Februari akan ada Kepala Suku Asmat yang akan masuk Islam. Rencananya masuk Islamnya akan kita adakan di Jakarta,” terang Ustadz Fadzlan.

Dai-dai di Nuu Waar juga terus bersemangat, karena akses ke kampung-kampung untuk berdakwah di beberapa tempat yang tadinya sulit ditembus, sudah semakin sulit. Terutama dengan adanya Kapal Dakwah yang disumbangkan umat Islam untuk dijadikan sarana berdakwah.

“Insya Allah dari kaum Muslimin di Qatar juga akan menyumbangkan sebuah kapal dakwah untuk di Nuu Waar. Mereka (umat Islam) di Qatar baru sangat apresiatif dakwah AFKN di pedalaman Nuu Waar. Makanya mereka akan membantu kapal dakwah,” jelas Ustadz Fadzlan.

Tentu saja, kapal dakwah itu nantinya akan menambah jumlah kapal dakwah yang sebelumnya telah disumbangkan oleh umat Islam di Indonesia dan Malaysia. “Sekali lagi bertambahnya sarana penunjang dakwah ini membuat para dai di pedalaman menjadi kian semangat menjalankan dakwahnya,” pungkas Ustadz Fadzlan.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...